Badan Meteorologi, Geofisika, dan Klimatologi (BMKG) mengimbau masyarakat yang berada di sekitar pesisir pantai Selat Sunda agar menghindari lokasi tersebut dalam radius 500 meter hingga 1 kilometer.
Pasalnya, masih ada potensi interaksi antara erupsi vulkanik Gunung Anak Krakatau yang mengakibatkan getaran-getaran dan juga potensi cuaca ekstrem.
“Kami meminta agar warga masyarakat tetap waspada dan menghindari lokasi pesisir atau pantai dalam radius 500 meter sampai 1 kilometer,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di gedung BMKG, Selasa (25/12/2018) malam.
Dwikorita mengungkapkan bahwa hari ini, Rabu (26/12), masih berpotensi terjadi gelombang laut tinggi. Maka dari itu, lanjutnya, BMKG bersama Badan Geologi dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman terus melakukan pemantauan kondisi aktvitas tremor Gunung Anak Krakatau serta kondisi cuaca ekstrem dan gelombang tinggi.
“Karena seluruh kondisi tersebut dapat sewaktu-waktu berpotensi mengakibatkan longsor kembali, tebing kawah Gunung Anak Krakatau ke laut, dan dikhawatirkan dapat berpotensi memicu tsunami seperti hipotesa yang kami sampaikan pada 22 Desember 2018,” ungkapnya.
Sebagaimana diketahui, Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat hingga Selasa (25/12/2018) pukul 13.00 WIB, korban jiwa akibat tsunami di Selat Sunda mencapai 492 orang.
BNPB juga mencatat hingga hari ketiga pascatsunami Selat Sunda, sebanyak 1.485 orang luka-luka, 154 hilang dan 16.082 orang mengungsi akibat tsunami pada Sabtu (22/12) malam tersebut.
Tsunami tersebut berdampak pada lima kabupaten yaitu Pandeglang dan Serang di Provinsi Banten, serta Kabupaten Lampung Selatan, Pesawaran dan Tanggamus Provinsi Lampung.
Sumber: https://jpp.go.id
Editor: Puput KJ