Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Sampang, Jawa Timur mendata sebanyak 650 jiwa dari 270 kepala keluarga (KK) di Kecamatan Jrengik, terdampak banjir.
“Mereka ini merupakan warga di dua dusun, yakni Dusun Gendih dan Dusun Manis di Desa Margantoko, Kecamatan Jrengik,” kata Kepala BPBD Pemkab Sampang Anang Djoenaedi di Sampang, Senin (28/1).
Anang menjelaskan, banjir yang melanda Kecamatan Jrengik, terjadi di empat desa, yakni Desa Margantoko, Panyepen, Majangan, dan Asem Nonggal.
Hanya saja, di antara empat desa itu, hanya satu desa yang berdampak langsung kepada warga, yakni dua dusun di Desa Margantoko, Dusun Manis dan Dusun Gendih.
“Sebab ketinggian genangan air di dua dusun itu mencapai 70 cm, sehingga rumah-rumah warga banyak yang tergenang,” katanya.
Di tiga desa lainnya, ketinggian genangan banjir masih dalam batas wajar, dan warga masih bisa beraktivitas. Anang merinci, di Dusun Manis ada 120 kepala keluarga (KK) yang terdampak banjir, sedangkan di Dusun Gendih sebanyak 50 KK.
“Total jumlah jiwa sebnayak 640 orang,” katanya, menjelaskan.
Banjir yang terjadi di Kecamatan Jrengik itu, mulai sekitar pukul pukul 11.00 WIB, Senin. Hingga sore, ketinggian air sudah sampai lutut orang dewasa.
Sementara itu Pj Bupati Sampang Jonathan Judianto, memantau langsung ke lokasi banjir di Desa Margantoko, Kecamatan Jrengik itu.
Jonathan bahkan sempat memasuki perkampungan warga di Dusun Nyiburan Desa Panyepen. Di sana, ia mendapati genangan air semakin tinggi yang mencapai 80 cm. Baju dinas yang dipakai Jonathan pun basah kuyup hingga sebatas perut.
Moh Romli (40) warga Dusun Nyiburan, Desa Panyepen, Kecamatan Jrengik, mengaku banjir saat ini merupakan banjir terbesar. Dua kali banjir sebelumnya hanya menggenangi halaman rumah.
“Sekarang ini yang terbesar, soalnya ketinggiannya hingga hampir 1 meter seperti ini,” katanya.
Sumber: https://jpp.go.id
Editor: Puput KJ