Denpasar – Presiden Joko Widodo mengumpulkan jajaran kabinetnya untuk melakukan pembahasan mengenai pariwisata Indonesia. Presiden memilih provinsi Bali untuk menggelar rapat terbatas.
Jokowi sengaja menggelar rapat terbatas di Bali lantaran ingin memberikan kesan bahwa Bali saat ini sudah aman dan layak untuk dikunjungi kembali sebagai lokasi favorit wisata. Sebelumnya, pariwisata di Bali sempat terganggu karena dampak erupsi dari Gunung Agung.
“Kita ingin menunjukkan kepada wisatawan dan dunia bahwa wisata di Bali aman karena memang dampak dari erupsi di Gunung Agung hanya berjarak 8-10 kilometer dari puncak gunung. Tadi saya sudah diberi informasi oleh Pak Gubernur dan Menko Kemaritiman,” ujarnya saat memimpin rapat, di Wisma Pendidikan dan Pelatihan PU dan Perumahan Rakyat Werdapura, Sanur, Denpasar, Bali, Jumat (22/12).
Sejumlah tempat wisata di Bali sebenarnya masih tetap aman untuk dikunjungi saat erupsi Gunung Agung. Namun, banyaknya pemberitaan mengenai erupsi tersebut dan adanya sejumlah travel advice terkait kondisi Bali membuat aktivitas pariwisata menurun.
“Dengan rapat terbatas yang kita lakukan di Bali ini kita harapkan bahwa memang di Bali tidak ada masalah yang berkaitan dengan aman dan tidaknya wisata di Bali karena erupsi di Gunung Agung,” kata Jokowi.
Jokowi meminta kepada Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pariwisata, kedutaan-kedutaan, serta maskapai penerbangan untuk aktif memberikan informasi terkini dan akurat mengenai kondisi Bali saat ini dan keamanan yang terjamin bagi para wisatawan.
“Tentu saja langkah kontingensi kita siapkan kalau memang bencana itu terjadi,” imbuhnya.
Jokowi jajarannya juga membicarakan soal perkembangan destinasi wisata baru yang sudah satu setengah tahun terakhir mulai digarap. Ia menekankan, tata ruang dari tiap destinasi wisata baru tersebut harus sudah mulai didesain dan direncanakan.
“Saya hanya ingin memberikan beberapa hal yang ada di lapangan, terutama yang menyangkut dari Bappenas, PU, Bekraf, yang berkaitan dengan tata ruang yang ada di 10 destinasi baru yang sudah kita tetapkan,” ucapnya.
Jokowi meyontohkan mengenai apa yang dilihatnya pagi tadi saat berada di Raja Ampat, Papua Barat, untuk menghadiri peringatan Hari Ibu. Menurutnya, sebagai sebuah destinasi baru, pengembangan Raja Ampat sudah semestinya digarap dengan serius.
“Misalnya, runway dan terminal di sana belum siap. Yang kedua masalah tata kota yang ada di kota Raja Ampat. Saya kira ini tugasnya Bappenas untuk mendesain baik yang berkaitan dengan tata kota dan pemukiman. Kalau tidak segera kita tetapkan di mana kota dan tempat wisatanya, semua akan berjalan sendiri-sendiri,” tuturnya.
Penyiapan tata kota dan pemukiman sejak dini di destinasi wisata baru akan menjadi kunci bagi pengembangan pariwisata Indonesia yang jauh lebih baik. Tak hanya tata kota dan tempat wisatanya yang akan menjadi tertata, tapi juga hutan konservasi dan sumber daya alam yang ada di sejumlah destinasi wisata baru tersebut juga akan terlindungi.
“Saya kira kalau hal-hal ini dimulai sejak awal, pariwisata kita akan lebih terarah dan jelas,” tutupnya. (HK)