Badan Geologi melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM), menggelar konferensi Pers terkait aktivitas Gunung Agung di Bandung Jumat 12 Januari 2018.
Pada konferensi pers tersebut Kapus PVMBG Kasbani yang didampingi Sekretaris Badan Geologi Antonius Ratdomopurbo, dan Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung api Wilayah Barat, Kristianto menjelaskan letusan yang terjadi pada 11 Januari 2018 pukul 17.54 WITA.
Kasbani mengatakan bahwa erupsi yang terjadi merupakan fase yang lumrah mengingat Gunung Agung masih dalam status Awas dan aktivitas vulkanik masih relatif tinggi.
Erupsi yang terjadi pada 11 Januari 2018 Pukul 17.54 WITA dengan ketinggian kolom erupsi mencapai sekitar 2500 meter di atas puncak atau sekitar 5600 meter di atas permukaan air laut. Amplitudo maksimum tercatat 27 mm (overscale) dan durasi 130 detik.
“Selain di sekitar area puncak, abu vulkanik tersebar utamanya ke arah Utara dan Timurlaut mengikuti arah angin. Sesuai Standar Operasi Prosedur (SOP) dalam upaya peningkatan keselamatan perhubungan udara maka PVMBG mengeluarkan VONA (Volcano Observatory Notice for Aviation) dengan kode warna ORANGE,” katanya.
Kasbani menegaskan bahwa masyarakat maupun pengunjung dihimbau agar mengikuti rekomendasi pemerintah, yaitu tidak melakukan aktivitas apapun di dalam radius 6 Km dari puncak Gunung Agung. “Sementara bagi masyarakat yang berada di luar radius 6 Km masih dapat beraktivitas dengan normal, namun tetap menjaga kewaspadaan,” ujarnya.
Sementara itu, masyarakat dan pengunjung yang berada di luar radius 6 km masih dapat beraktivitas dengan normal, namun agar tetap menjaga kewaspadaan.
“Masyarakat setempat dan pengunjung diharapkan tetap tenang dan tidak terpancing isu berita bohong (hoax) yang tidak jelas sumbernya,” pinta Kasbani.
PVMBG terus memantau aktivitas Gunung Agung dengan multi-metoda secara menerus 24 jam setiap hari untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat melalui peringatan dini dan selalu menempatkan keselamatan jiwa manusia sebagai prioritas utama.
Terkait alokasi anggaran tahun 2018 yang ditanyakan media, Kasbani dan Antonius Ratdomopurbo menyampaikan bahwa adanya tambahan anggaran tahun 2018 akan diprioritaskan untuk menambah jumlah peralatan mengingat jumlah gunung api di dunia tersebar begitu banyak di Indonesia.
Gunung Agung yang tingginya 3142 meter menunjukkan aktivitasnya sejak September 2017 dan hingga saat ini masih menunjukkan tingkat aktivitas vulkanik yang tinggi. Dimulai dengan rentetan gempa vulkanik hingga mencapai lebih dari 27 ribu kejadian, Gunung mengalami erupsi pertama kali pada 21 November 2017.
“Intensitas erupsi maksimum yang teramati hingga saat ini terjadi pada 27-28 November 2017 dimana ketinggian kolom erupsi abu mencapai sekitar 4000 meter di atas puncak Gunung Agung atau lebih dari 7000 meter di atas permukaan laut,” ungkap Kasbani.
Hingga saat ini, status aktivitas Gunung Agung masih berada pada Level IV (Awas) dengan rekomendasi area bahaya yaitu di dalam radius 6 km. (HK)