Seoul – Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Pandjaitan menyampaikan bahwa Indonesia siap untuk memanfaatkan teknologi yang dimiliki Korea Selatan.
“Anda memiliki teknologi yang bisa kami manfaatkan, kami punya bahan bakunya. Seperti baterai lithium,” kata Luhut saat berkunjung ke kantor Perdana Menteri Lee Nak-Yeon di Seoul pada hari Selasa (19/12).
Luhut mengatakan bahwa kerjasama tersebut sangat cocok untuk kedua negara. Pasalanya, Indonesia memiliki pasar dan ketersediaan bahan baku yang sangat besar.
Ia juga menuturkan bahwa Indonesia mempunyai keinginan untuk menjadi negara yang bersih, bersih dari sampah plastik di laut, juga memiliki sungai yang bersih. Luhut mengajak Korsel untuk menggali teknologi yang dapat digunakan untuk mengolah sampah-sampah di Indonesia.
“Kami kini sudah memulai dengan program bersih-bersih sampah dan mengolahnya menjadi tenaga listrik di delapan kota besar, Presiden menginginkan kota-kota lain juga bisa melakukan ini,” tutur Luhut.
Sebelumnya, Luhut melakukan pembicaraan makan siang bersama Menteri Kelautan dan Perikanan Korea Selatan Kim Young-Choon, ia mengajak Menteri Kim untuk berinvestasi lebih banyak di bidang kemaritiman. Saat ini pemerintah Indonesia sedang fokus pada pembersihan laut dari sampah plastik.
“Kami juga mengharapkan hadirnya teknologi dari Korea Selatan dalam proyek ini, termasuk yang sedang kami kerjakan saat ini yaitu pembersihan sungai Citarum yang dikenal sebagai sungai paling kotor di dunia. Sebelumnya tidak ada yang menyentuh hal ini,” paparnya.
Luhut juga mengadakan pertemuan dengan Menteri Pertanahan, Infrastuktur dan Transportasi Korea Selatan Ms. Kim Hyunmee.
“Investasi luar negeri dibutuhkan oleh Indonesia karena dana APBN tidak mungkin cukup untuk membiayai proyek infrastruktur,” pungkasnya. (HK)