Oleh : Robert Nababan
Jaman, Opini (30/6) – Dahulu di era awal tahun 2000 an kita tolak dan lawan revolusi hijau nya Soeharto yang merupakan turunan dari kebijakan Amerika mendorong penggunaan pestisida, pupuk kimia dan bibit rekayasa genetik karena mereka paham efek yang sangat buruk pada kesehatan dan kekuatan tanaman terhadap serangan penyakit dan fakta nya ketergantungan akan pupuk, obat-obatan produk kimia terhadap petani membuat petani sekarang benar-benar menjadi konsumen buat produk-produk kimia yang setelah diteliti menjadi sumber berbagai jenis penyakit.
Bahan penggunaan MSG juga pada makanan melemahkan kemampuan otak dalam berpikir dikonsumsi oleh kita, tapi tidak oleh mereka (AS, EROPA, JEPANG).
Generasi kita mereka cetak secara gen otak nya lemah. Dan mereka asik dengan makanan yang non kimia ( organik).
Monsanto sebuah perusahaan multinasional Amerika Serikat yang bergerak di bidang agrikultur. Produk pertanian yang dihasilkan oleh perusahaan ini adalah herbisida (asam 2,4-Diklorofenoksiasetat, herbisida Lasso, Ramrod, Roundup, dll.) dan benih tanaman transgenik, seperti jagung dan kapas. Sebagai pelopor revolusi hijau sudah hancur di negeri maju karena terbukti sangat merusak bagi kesehatan dan bibit tanaman semakin rentan terhadap penyakit.
Baca : Sejarah Hitam Monsanto
Contohnya bibit jagung lokal yang dulu bisa diproduksi sendiri oleh petani sekarang menjadi beli karena bibit yang ada tidak dapat lagi dijadikan indukan karena rekayasa genetiknya, walau hasil lebih banyak sedikit dari yang lokal tapi mau tidak mau jadi beli bibit produk pabrikan secara umum. Jadi petani kita ketergantungan dengan itu, juga produk makanan lain.
JAMAN sebagai pelopor kemandirian PANGAN bisa menjadi motor kedaulatan pangan yang hygenenis dari senyawa kimia yang merusak.
Jadi tidak heran umur manusia rata-rata di negeri kita semakin singkat hidup nya yang dibunuh pelan-pelan oleh kimia buatan mereka. Kini saatnya membangun gerakan PANGAN ORGANIK untuk kesehatan rakyat dan bangsa.(red)