Nabire – Presiden Joko Widodo meresmikan dua Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) dengan kapasitas 70 MW dii Jayapura dan Nabire. Selain itu, Jokowi jug meresmikan pemasangan listrik di 74 desa dengan nilai investasi sebesar Rp 1,34 triliun.
Jokowi berharap dengan adanya kedua pembangkit tersebut mampu menarik investor untuk menanamkan modalnya di Papua dan Papua Barat. Menurutnya, listrik merupakan kunci bagi berkembangnya investasi di tanah Papua.
“Orang mau investasi entah di Nabire, Jayapura, Manokwari atau di kota lainnya berani masuk. Membangun hotel misalnya karena emang listriknya ada. Kalau listrik nggak ada, orang membangun hotel di Papua atau Papua Barat akan mikir 1000 kali. Oleh sebab itu, listrik menjadi kunci bagi investasi yang berada di Papua,” ujar Jokowi dalam sambutannya saat meresmikan PLTMG di Nabire, Papua, Rabu (20/12).
Sementara itu, senada dengan Jokowi, Menteri Energid an Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menyampaikan bahwa pembangunan ketenagalistrikkan di Papua memang menjadi prioritas pemerintah.
“Di wilayah timur Indonesia ini, pembangunan harus diprioritaskan. Pembangunan di Papua merupakan salah satu simbol percepatan pembangunan Indonesia Timur, untuk pemerataan pembangunan,” ungkapnya.
Ia menjelaskan bahwa Kehadiran PLTMG Nabire dan PLTMG Jayapura menjadikan sistem kelistrikan di wilayah Papua tersebut lebih handal dan akses listrik menjadi lebih luas.
“Tambahan dua PLTMG di Papua ini diperkirakan menambah pelanggan listrik baru sebanyak 87.000 pelanggan. Sebanyak 25.000 pelanggan di Nabire dan 62.000 pelanggan di Jayapura,” jelas Jonan.
Pada saat pembangunan, total penyerapan tenaga kerja dari dua pembangkit tersebut sebanyak 1.017 orang, terdiri dari 479 tenaga kerja dari PLTMG Nabire dan 538 orang dari PLTMG Jayapura. Selain melistriki daerah, multiplier effect pembangunan juga sangat besar.
“Pembangunan PLTMG Nabire dan PLTMG Jayapura juga meningkatkan perekonomian setempat,” tutup Jonan.
Untuk PLTMG Nabire, penandatangan Power Purchase Agreement (PPA) dilakukan pada tanggal 17 Maret 2017 dan beroperasi pada tanggal 8 Desember 2017.
Sedangkan PPA PLTMG Jayapura ditandatangani pada tanggal 21 Desember 2016 dan beroperasi pada tanggal 24 November 2017. Dua pembangkit yang merupakan bagian dari Program 35.000 MW tersebut didesain untuk dapat beroperasi dengan 2 jenis bahan bakar, yakni gas bumi dan High Speed Diesel (HSD).
Dengan beroperasinya 2 PLTMG tersebut, maka status Program 35.000 MW yang telah beroperasi/comissioning meningkat dari 998 MW menjadi 1.068 MW.
Sedangkan proyek yang dalam tahap konstruksi sekitar 15.606 MW, dan proyek yang telah PPA namun belum konstruksi sebesar 13.782 MW. Selebihnya, proyek yang masih tahap pengadaan dan perencanaan masing-masing sebesar 3.163 MW dan 2.228 MW.
Selain meresmikan dua PLTMG tersebut, Presiden Joko Widodo juga merilis 74 desa baru berlistrik di 12 kabupaten di Provinsi Papua dan Papua Barat, yaitu kabupaten Sarmi, Jayawijaya, Mimika, Yahukimo, Boven Digoel, Biak Numfor, Memberamo Raya, Nabire, Paniai, Pegunungan Arfak, Sorong, dan Tambrauw.
Hingga Desember 2017, jumlah desa berlistrik di Provinsi Papua dan Papua Barat sudah mencapai 1.542 desa dari total 4.472 desa yang telah diidentifikasi. Dengan demikian, terjadi peningkatan rasio elektrifikasi dan rasio desa berlistrik di Papua dan Papua Barat dalam dua tahun terakhir.
Untuk provinsi Papua, rasio elektrifikasi meningkat dari 45,93% pada tahun 2015 menjadi 50,11% pada tahun 2017. Demikian halnya rasio desa berlistrik yang meningkat dari 22,02% menjadi 29,53%.
Sementara di provinsi Papua Barat, rasio elektrifikasi meningkat dari 82,7% menjadi 91,76% dan rasio desa berlistrik meningkat dari 32,23% menjadi 54,47%, juga dalam periode waktu tahun 2015 ke 2017.
Pada kesempatan tersebut, Presiden Joko Widodo juga menyerahkan secara simbolik paket Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) yang merupakan program pra elektrifikasi sebelum rumah mendapatkan listrik secara permanen. Penyediaan LTSHE dilakukan dengan pembiyaan APBN dan dibagikan gratis kepada rumah yang belum berlistrik.
Paket utama LTSHE antara lain terdiri dari lampu Ultra Efficient LED 3 Watt setara dengan lampu pijar 25 Watt, Lithium Battery, solar panel dan Chip Management Energy. LTSHE dapat menyala maksimum 60 jam untuk sekali pengisian battery. (HK)