Kementerian Perindustrian terus berupaya menumbuhkan wirausaha industri baru di dalam negeri dengan pemanfaatan perkembangan teknologi digital terkini. Terlebih, generasi muda di Indonesia yang besar jumlahnya merupakan potensi dan peluang yang perlu dikembangkan.
“Era ekonomi digital seperti sekarang ini merupakan wujud ekonomi gotong royong yang sesungguhnya dan konkret,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Rabu (10/1).
Ia menyebutkan, lewat e-commerce orang-orang berkumpul dengan membawa produk mereka masing-masing sehingga tercapai keuntungan. Dengan terobosan inovasi teknologi digital, biaya intermediasi bisa jadi nol. Oleh karena itu, sektor manufaktur nasional khususnya skala kecil dan menengah harus dipacu untuk bertransformasi menuju “Industri Zaman Now” atau industri yang terintegrasi dengan infrastruktur digital.
“Hal ini sesuai yang ditegaskan Bapak Presiden Jokowi, bahwa Industry 4.0 atau Industri Zaman Now akan menjadi salah satu faktor pendorong ekonomi,” ujarnya.
Airlangga menyebutkan bahwa Kemenperin telah meluncurkan sistem terpadu melalui e-Smart IKM, sebagai basis data yang terjalin dengan marketplace di Indonesia.
“Sistem ini dapat meningkatkan akses pasar, akses bahan baku dan memberikan panduan bagi pengambil kebijakan,” tuturnya.
Program e-Smart IKM yang juga telah bekerjasama dengan Bukalapak, hingga tahun 2017 sudah tercatat lebih dari 1730 pelaku IKM yang tergabung dari 23 provinsi.
Di tahun 2018, workshop e-Smart IKM akan kembali dilaksanakan dengan target peserta sebanyak 4000 pelaku IKM yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Selanjutnya, tahun 2019, jumlah yang terlibat diharapkan mencapai 5000 pelaku IKM.Sehingga pada tahun depan, sudah ada lebih dari 10.000 pelaku IKM yang tergabung di dalam sistem e-Smart IKM.
“Dalam program ini juga mendorong para pelaku IKM agar melakukan terobosan inovasi, dengan memperbaiki produk, pengembangan desain, serta mengikuti pendidikan dan pelatihan,” papar Airlangga.
Airlangga meminta kepada generasi muda Indonesia harus mampu bergaul dalam bahasa digital.
“Minimal menguasai tiga hal, yaitu bahasa Inggris, statistik, dan koding. Ini bisa dipelajari dalam enam bulan.Kami yakin, Indonesia siap menjadi solusi dalam digital ekonomi,” tegasnya.
Pada akhir bulan Januari ini, Airlangga akan diundang untuk menjadi pembicara pada World Economic Forum di Davos, Swiss.
“Saya akan sampaikan mengenai roadmap dan implementasi Industry 4.0 di Indonesia. Selain itu terkait perkembangan ekonomi digital di Indonesia dan kesiapan kita menjadi pemain global zaman now,” pungkasnya. (HK)