Home Maritim Menko Luhut: Proyek-proyek Kerjasama Indonesia Jepang tinggal tunggu finalisasi

Menko Luhut: Proyek-proyek Kerjasama Indonesia Jepang tinggal tunggu finalisasi

526
0
SHARE

Jaman, Maritim (24/12)- Menko Maritim Luhut Pandjaitan menyampaikan beberapa kemajuan yang telah dicapai dalam kunjungannya ke Jepang tanggal 20-21 Desember 2016, pada media briefing di  Kantor Kementerian Koordinator Kemaritiman, Jakarta, Jumat (23/12). Ia mengatakan pembicaraan dalam proyek kerja sama  Pelabuhan Patimban dan proyek Masela hampir mencapai kesepakatan.

“Finalisasi Pelabuhan Patimban sudah masuk Bluebook (daftar rencana pinjaman/hibah luar negeri) Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas).  Memorandum of Understanding (MoU) antara  Kemenhub dan JICA (Japan International Cooperation Agency) untuk detail engineering sudah selesai dilakukan. Dari pihak Indonesia, Kementerian Perhubungan penyusunan DED (Detail Engineering Design)  yang akan melibatkan BPPT, Pelindo dan pihak Jepang. Proyek ini nilainya cukup besar, mencapai 3,088 milyar dolar. Ini akan membuat ekonomi Jawa Barat tumbuh dengan bagus,” ujar Menko Luhut.

*Blok Masela*

Menyinggung Proyek Masela, Menteri Luhut mengatakan proyek ini juga hampir mencapai kesepakatan. Menurut Menko Luhut, akan ada tiga proyek dalam proyek Masela.

“Kami masih tunggu perjanjian tertulisnya. Nanti akan ada proyek LNG, Petrokimia dan pabrik pupuk. Petrokimia dan pabrik pupuk belum pernah terpikirkan oleh kami sebelumnya. Ada dua masalah yang sudah bisa diselesaikan dalam kunjungan tersebut, yaitu kompensasi waktu dan peningkatan kapasitas produksi,” kata Menko Luhut.

Menko Luhut mengatakan pemerintah akan mengurangi masa kontrak Inpex untuk Blok Masela selama 7 tahun, bukan 10 tahun seperti yang diminta oleh Inpex.

“Sampai sekarang mereka minta 10 tahun tapi kami melihat angka yang realistis 7 tahun,” ujarnya. Tentang cost recovery yang diminta Jepang,  pada kunjungan itu pihak Jepang menyepakati besarnya mencapai  US$1,2 miliar. Namun, angka itu belum bisa diputuskan oleh pemerintah Indonesia, karena untuk menentukan angka tersebut akan dilakukan audit terlebih dahulu.

“Ada subject audit. Kami juga harus adil dalam hal ini, tidak bisa langsung tentukan nominal berapa, masih ada beberapa pertimbangan,” ungkapnya.

*Kerjasama Maritim Indonesia-Jepang*

Kerjasama yang ditandatangani pada kunjungan tersebut, merupakan kelanjutan dari pembicaraan Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri Shinzo Abe tahun lalu.

“Kerja sama ini untuk meningkatkan ekonomi kelautan  dan meningkatkan kerja sama antara Indonesia – Jepang dalam industri kelautan. Jepang sudah melihat peluang untuk melakukan investasi di Pulau Natuna Besar, di Natuna Timur untuk energi, dan di Sabang untuk pelabuhan. Mereka juga akan berinvestasi di Morotai”.

*Kereta Jakarta-Surabaya*

Dalam pertemuan dengan wartawan tersebut, Menteri Luhut mengatakan bahwa pemerintah Jepang telah sepakat untuk  membangun proyek kereta api semi-cepat Jakarta-Surabaya, dimana skema kerjasama pemerintah-swasta (PPP) termasuk salah satu altenatif yang dipertimbangkan. Ia mengatakan, berdasarkan pandangan Kepala Bappenas  Bambang Brodjonegoro, skema PPP dipilih karena nilai proyek tersebut sangat besar tetapi menurut UU, jalur kereta api adalah aset milik negara.

“Karena itu, kami cari kombinasi agar tidak memberatkan APBN. Jepang juga sepakat dengan ini dan kami harap ini tinggal finalisasi,” kata Menko Luhut.(Rilis)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here