Home Maritim Pendikan Vokasi Sebagai Solusi Penyiapan SDM Bidang Maritim

Pendikan Vokasi Sebagai Solusi Penyiapan SDM Bidang Maritim

392
0
SHARE

Jaman.or.id, Maritim (2/5) – Momentum Hari Pendidikan Nasioanl harus dijadikan kebangkitan pendidikan Kemaritiman.Penyiapan Sumber daya manusia bidang maritim yang handal adalah syarat utama untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Perpres no.16 tahun 2017 tentang Kebijakan Kelautan (Ocean Policy) juga mengamanatkan Pendidikan Kemaritiman yang dituangkan dalam rencana aksi lima tahunan.

 

Secara kwantitas dan kwalitas kehandalan tersebut dapat dicapai dengan modal utama yang telah dimiliki Indonesia yaitu adanya bonus demografi dan system pendidikan Vokasi yang telah dituangkan dalam Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun2016. Demikian disampaikan oleh Siswanto ketua IV Bidang Kemaritiman Jaringan Kemandirian Nasional (JAMAN) dan juga salah satu pendiri STM Perkapalan Sidoarjo yang menerapkan sistem pendididkan vokasi pertama di Indonesia untuk bidang kemaritiman, dalam siaranpersnya 02 Mei 2017.

Pendidikan Vokasi ( Vocational Educcation ) Yang Di Perluas

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, program pendidikan di pendidikan tinggi mencakup (1) pendidikan akademik (sarjana, magister, dan doktor), (2) pendidikan profesi/spesialis, dan (3) pendidikan vokasi (diploma). Pendidikan tinggi penyelenggara pendidikan tersebut dapat memberikan gelar akademik (sarjana, magister, dan doktor), gelar profesi/spesialis, dan gelar vokasi.

 

Pendidikan vokasi (program diploma) bertujuan menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan tenaga ahli profesional dalam menerapkan, mengembangkan, dan menyebarluaskan teknologi dan/atau kesenian. Beban pengajaran pada program pendidikan vokasi telah disusun lebih mengutamakan beban mata kuliah ketrampilan dan keahlian dibandingkan dengan beban mata kuliah teori.

 

Pendidikan vokasi adalah sistem pendidikan tinggi yang diarahkan pada penguasaan keahlian terapan tertentu, yang mencakup program pendidikan diploma I, diploma II, diploma III, dan diploma IV. Lulusan pendidikan vokasi mendapatkan gelar vokasi, misalnya A.Ma (Ahli Muda), A.Md (Ahli Madya).

Pendidikanvokasi yang diperluasadalahpendidikanvokasidenganmenambahkanataumengakomodasi  system “Link and Match” atau Pendidikan Sistem Ganda (PSG) dan kelanjutan dari diploma IV yaitu Spesialis 1 (Profesional 1/ P1) dan Spesialis 2 (Profesional 2/P2), sehingga susunan jenjang pendidikannya jika dikaitkan sistem ketenagakerjaan terutama di bidang maritim (sebagai contoh tenaga kerja Kepelautan)  sebagai berikut :

Tenaga Kerja                           Jenjang Pendidikan               Bidang Konstruksi

  1. Profesional                                             ==>P2                ==>                Profesional
  2. Senior Engineer/ Spesialist                ==>P1                ==>                 Spesialist
  3. Engineer                                                 ==>D4               ==>                 Ahli Utama
  4. Yunior Engineer                                    ==>D3               ==>                 Ahli Madya
  5. Teknisi Senior                                        ==>D2              ==>                 Ahli Muda
  6. Teknisi                                                     ==>D1              ==>                 Ahli Pratama
  7. Teknisi Yunior                                        ==>PSG4         ==>                 Terampil IV
  8. Senior Skill worker                               ==>PSG3         ==>                 Terampil III
  9. Skill Worker                                            ==>PSG2         ==>                 Terampil II
  10. Yunior Skill Worker                               ==>PSG1          ==>                 Terampil I
  11. Unskill worker                                        ==>dasar 9 tahun =>Labour / Pembantu

 

Susunan jenjang tersebut dapat disesuaikan dengan sistem ketenagkerjaan untuk sub bidang kemaritiman yang lain misalnya perikanan, galangan kapal, pelabuhan, energy laut dan industri maritim lainnya yang meliputi beberapa program keahlian seperti Listrik, Elektronika, Manufaktur,Mekanik, Elektronika Otomasi, Metal, Otomotif, Teknik Pendingin, Gambar Bangunan kapal dan lepas pantai, Konstruksi Baja,  Travel and Tourism, penjualan, akuntansi, manajemen perkantoran dan sebagainya.

Sebagai contoh berikut cakupan keahlian dibidang penyiapan infrastruktur maritim meliputi :

JASA KONSTRUKSI  INFRASTRUKTUR MARITIM :

TEKNOLOGI/ INFRASTRUKTUR PANTAI/ ONSHORE :

  • Land and Road/ area produksi
  • Water Front / Brake water
  • Wharf / Kade / Dermaga
  • Dock ( Graving, Floating, Slipway , Liftdock )
  • Workshop (Construction, Mechanic, Electric, Piping, Outfitting)
  • Power Plant, Refanary Plant
  • Crane ( Warf Crane, Floating Crane, Mobile Crane )
  • Fabrication Yard
  • Building Berth
  • Warehouse ( open & close )

TEKNOLOGI/ INFRASTRUKTUR LEPAS PANTAI/ OFFSHORE :

  • Floating Utilities ( Tug Boat, Work Barge, floating platform)
  • Shipbuilding (kapalselam, kapalniaga, kapalperang, kapalpenumpang, kapalikan, dll.)
  • Offshore facilities (FLNG, FPSO, FSO, pipa)
  • Floating Power Plant
  • KonstruksiEnergiterbarukan (angin, solar, Aruslaut, gelombanglaut, pasangsurut, panasbumi)

 

SERTIFIKASI

Sistem sertifikasi diusulkan sedemikian rupa sehingga setiap jenjang (level) pendidikan ini dapat diterminasi melalui test jenjang dengan memberikan sertifikat apabila lulus melampaui passing grade yang telah ditentukan dan langsung dapat bekerja sesuai dengan jenjang tenaga kerja.

Lembaga sertifikasi (Assosiasi Jasa terkait) adalah merupakan badan yang  mempunyai kewenangan untuk melakukan sertifikasi keahlian tertentu yang disyahkan oleh pemerintah.

 

Ir. H. Siswanto MT ( DPP JAMAN)
Ketua IV

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here