Home Pangan Populasi Anak Ayam Broiler Berpotensi Surplus

Populasi Anak Ayam Broiler Berpotensi Surplus

298
0
SHARE
Kredit foto: https://ayamkita.com

Kementerian Pertanian melaporkan bahwa hasil audit independen yang dilakukan oleh sejumlah akademisi dan praktisi menunjukkan bahwa populasi ayam ras broiler pada tahun 2018 ini dalam keadaan potensi surplus.

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Ketut Diarmita menyatakan bahwa realisasi produksi day old chicken broiler pada Januari-Juni 2018 serta potensi produksi Juli-Desember 2018 adalah 3.156.732.462 ekor dengan rata-rata per bulan 263.061.042 ekor.

“Kemudian, potensi produksi karkhas daging ayam adalah sebanyak 3.382.311 ton atau melampaui kebutuhan sehingga dinilai ada potensi kelebihan produksi 331.035 ton,” ujarnya saat jumpa pers di Jakarta, Kamis (30/8).

Ketut Diarmita berharap agar kondisi surplus tersebut harga telur dan daging ayam menjadi terjangkau dan tidak lagi bergejolak.

Sebelumnya, Peneliti Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori menilai bahwa pemerintah perlu melakukan pelbagai kebijakan dalam rangka menstabilkan harga telur dan daging ayam, tidak hanya di tingkat konsumen ketika harga tinggi, tetapi juga di tingkat produsen ketika harga jatuh.

“Pemerintah perlu punya wibawa untuk melakukan intervensi pasar terhadap pangan strategis termasuk seperti telur dan daging ayam,” kata Khudori.

Khudori mengingatkan bahwa yang perlu diperhatikan antara lain adalah kecukupan stok terkait serta memadainya anggaran untuk melakukan hal tersebut. Menurutnya, kenaikan harga telur dan daging ayam setelah Lebaran adalah sebuah anomali, karena biasanya pasca-Lebaran harganya cenderung turun.

“Harga-harga komoditas tersebut saat ini telah menurun meski belum sampai ke titik terendahnya,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan telur ayam ras menjadi komoditas penyumbang terbesar inflasi Juli 2018, disusul oleh daging ayam ras dan bensin. “Inflasi Juli paling besar disumbang oleh telur ayam ras. Kenaikan selama sebulan terakhir memberikan andil terhadap inflasi 0,08 persen. Di Banjarmasin kenaikannya bahkan sampai 21 persen,” ungkapnya.

Sementara itu, untuk bahan makanan sendiri, daging ayam ras memberikan andil terhadap inflasi Juli 2018 sebesar 0,07 persen diikuti cabai rawit 0,03 persen, kacang panjang 0,02 persen, dan bayam, jengkol, kangkung, tomat sayur, jeruk, dan tomat buah masing-masing sebesar 0,01 persen.

 

Sumber: https://jpp.go.id

Editor: Eva Ulpiati

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here