Pertemuan Pemimpin ASEAN dengan AIPA
Dalam pertemuan antara Pemimpin ASEAN dengan delegasi ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) di Summit Hall, Philippine International Convention Center (PICC), Sabtu sore 29 April 2017, Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa pertemuan dengan AIPA memiliki makna yang sangat penting.
“Ini adalah kesempatan antara eksekutif dan legislatif bertukar pikiran dan bersinergi guna memajukan agenda-agenda vital di masyarakat ASEAN,” ucap Presiden.
Lebih lanjut Kepala Negara mengatakan bahwa tahun ini ASEAN telah berusia 50 tahun sehingga tekad untuk menjadikan ASEAN sebagai asosiasi yang ‘people centered’ dan ‘people oriented’ harus dirasakan oleh masyarakat ASEAN.
“Salah satu elemen penting dalam masyarakat ASEAN yang memerlukan perhatian adalah perlindungan pekerja migran. Saat ini jumlah pekerja migran ASEAN tercatat sekitar 6,8 juta orang. Dengan kontribusi remittance sebesar USD 58 milyar tahun 2015. Kontribusi mereka nyata bagi perekonomian ASEAN,” kata Kepala Negara.
Namun tidak sedikit dari pekerja migran tersebut mengalami perlakuan tidak manusiawi, menjadi korban dari Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dan hak-hak nya tidak dihormati.
Oleh sebab itu, Presiden mengingatkan bahwa upaya ASEAN untuk memberikan perlindungan terhadap buruh migran menjadi sangat penting artinya. Demikian pula peran dari parlemen negara-negara ASEAN sangat penting untuk memperhatikan isu tersebut.
“Saya harapkan dukungan dari para delegasi AIPA di masing-masing parlemennya untuk mendukung pemajuan hal ini. Saya berharap dokumen perlindungan buruh migran dapat disepakati pada tahun ini. Untuk membuktikan ‘we do care’,” ucap Presiden mengakhiri pidatonya.
Sebelum mengikuti pertemuan Pemimpin ASEAN dengan AIPA, Presiden bersama Kepala Negara/Pemerintahan ASEAN menandatangani “ASEAN Declaration on the Role of the Civil Service as a Catalyst for Achieving the ASEAN Community Vision 2025”.(*)
Manila, 29 April 2017
Kepala Biro Pers, Media dan informasi Sekretariat Presiden
Bey Machmudin