Home Nasional Seskab: Tidak Ada Jawa Sentris dalam Pembangunan

Seskab: Tidak Ada Jawa Sentris dalam Pembangunan

143
0
SHARE

Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung menyampaikan bahwa tidak ada pembangunan yang Jawa sentris dalam pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo. Pasalnya, Presiden sudah menegaskan bahwa seluruh rakyat Indonesia akan menikmati pembangunan yang dilakukan secara merata.

“Beliau membahasakan dengan sederhana dalam sambutan Presiden di dalam Hari Ulang Tahun Kemerdekaan ke-72, yaitu menginginkan seluruh rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke dari Miangas sampai Pulau Rote menikmati pembangunan secara merata, tidak lagi menjadi Jawa sentris,” kata Pramono pada acara Indonesianisme Summit 2017 yang diselenggarakan oleh Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA ITB), di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu (9/12).

Pramono menyontohkan, pemerintahan saat ini sedang mengerjakan program bahan bakar minyak (BBM) satu harga di seluruh wilayah Indonesia. Hal itu merupakan upaya agar tidak ada kesenjangan antara daerah satu dengan lainnya.

“Maka apa yang dilakukan dengan Papua sebagai salah satu contoh, yaitu membuat harga bahan bakar minyak (BBM) di Papua menjadi sama dengan harga di Jawa, Jakarta dan dimana-mana, tujuannya cuma satu, adalah pemerataan,” tegasnya.

Ia menjelaskan, Indonesiaisme menurut Presiden ialah  konektivitas dengan membangun infrastruktur yang ada dan menjadi prioritas utama,  membangun sumber daya manusia (SDM) yang saat ini sedang dilakukan dan menjadi prioritas utama, serta mengatasi ketimpangan baik dalam gini ratio hingga kemiskinan.

Sekarang ini, kemiskinan Indonesia masih di 10 koma atau hampir 11 persen dan Presiden menginginkan bahwa kemiskinan kita harus turun di bawah 10 persen, maka pekerjaan seperti itu bukan pekerjaan yang mudah, tidak ringan, harus kerja keras,” jelas Pramono.

Pramono juga menyebutkan bahwa baru pertama kali dalam hampir 15 tahun, Indonesia mendapatkan peringkat Investment grade, walau masih BBB-, dari 3 lembaga rating dunia yang utama. “Ini baru pertama kali, tahun 2017 ini,” ujarnya.

Ketika pertemuan Bank dunia dengan Presiden Jokowi, Bank Dunia memperkirakan pada akhir 2017 kita sudah pada tingkat BBB+. “Kalau itu terjadi artinya biaya kita yang selama ini mahal untuk membangun bisa menjadi lebih murah,” imbuh Pramono.

Dia mengatakan bahwa epercayaan publik dunia juga meningkat, bahkan Indonesia sekarang menjadi ranking nomor 4 Investasi dunia.

“Sebagai negara besar dengan penduduk besar, Indonesia sudah ranking 2 setelah AS dalam hal perbaikan peringkat kemudahan berusaha,” pungkas Pramono. (red)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here