Home Energi Tahun 2017, Rasio Elektrifikasi Nasional Melebihi Target

Tahun 2017, Rasio Elektrifikasi Nasional Melebihi Target

122
0
SHARE

Capaian Rasio Elektrifikasi, yaitu perbandingan jumlah rumah tangga yang berlistrik dengan total rumah tangga di tahun 2017 melampaui target yang telah ditetapkan dalam perencanaan. Tahun 2017 lalu, prognosa rasio elektrifikasi sampai dengan Desember 2017 mencapai angka 94,91%.

“Angka ini melebihi target rasio elektrifikasi yang tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian ESDM yaitu 92,75%,” kata Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Andy N Sommeng pada konferensi pers di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta.

Terkait peningkatan rasio elektrifikasi ini Kementerian ESDM bertekad mempercepat program penyediaan listrik melalui sinergi APBN/APBD dan Aanggaran PT PLN (Persero).

“Fokusnya pada wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal atau 3T dan memberi kesempatan swasta melalui peningkatan pemanfaatan sumber EBT setempat,” ungkap Andy.

Dibandingkan dengan akhir tahun 2016, angka rasio elektrifikasi nasional saat ini mengalami kenaikan sebesar 3,75%.

Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah adalah dengan mendorong dan mengawasi program Listrik Desa (LISSA) yang dilaksanakan oleh PT PLN, menerbitkan beberapa regulasi untuk mendorong listrik perdesaan, serta memberikan akses lampu tenaga surya hemat energi (LTSHE) untuk masyarakat di daerah-daerah terpencil.

Ia juga menyoroti bahwa masih terdapat dua provinsi yang rasio elektrifikasinya jauh di bawah rata-rata nasional yaitu provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Papua, dimana rasio elektrifikasinya sebesar 60,74%.

Andy menyampaikan juga capaian mengenai kapasitas terpasang pembangkit dimana tahun 2017 mencapai angka 60 GW. Selain itu Pelaksanaan Program 35.000 MW dilaporkan sebesar 3% telah COD dan 82% memasuki tahap Committed & On Going.

“Upaya yang terus dilakukan pemerintah terkait program ini adalah fasilitasi debottlenecking serta melakukan penjadwalan COD sesuai dengan pertumbuhan kebutuhan listrik,” jelasnya.

Terkait capaian bauran energi untuk pembangkit listrik, prognosa sampai akhir Desember 2017 menunjukkan bahwa bauran batubara sebesar 57,22%, gas sebesar 24,82%, BBM sebesar 5,81%, air 7,06%, dan panas bumi serta EBT lainnya 5,09%. Pangsa BBM untuk pembangkit listrik digantikan dengan tambahan pembangkit EBT, peningkatan pasokan gas, implementasi biodiesel (B20) dan PLTU mulut tambang.

“Terkait upaya penurunan susut jaringan (losses) tenaga listrik, pemerintah bersama PLN berkomitmen meningkatan pengawasan untuk mencegah pencurian listrik serta melakukan modernisasi sistem penyaluran dan metering.

“Susut jaringan 2017 sesuai dengan target yaitu 9,60%,” tutup Andy (HK)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here