radioganjar.com – Jauh dari Jakarta, tidak membuat Eropa hirau dengan kondisi politik dan hukum di Indonesia. Bahkan sepucuk surat terbuka ditujukan untuk Sang Presiden, mereka rela menulis surat kepada Jokowi baik secara tulisan maupun lisan menggunakan piranti video.
..Dalam jarak yang memisahkan, pertanyaan kami yang terluka kenapa Sang Presiden berjalan dalam lorong gelap.
Kerja kerasmu akan kami sampaikan ke generasi masa depan.Ini bukan akhir yang kami inginkan..
Demikian sekilas cuplikan yang tertulis dalam Surat dari Eropa Untuk Presiden Jokowi yang terungkap dalam diskusi Diaspora Bicara, pada tanggal 29 November 2023.
Sakaria Wielgosz, seorang diaspora yang tinggal di Swiss, mewakili Eropa Bicara mengatakan wilayah Eropa merupakan basis kuat bagaimana Joko Widodo memenangkan dua kali perhelatan Pemilu.
“90 persen diaspora Eropa ini adalah basis suara Jokowi, sangat militan terhadap sosok Jokowi. Mereka mau mengusahakan segala daya upaya agar sosoknyang bukan siapa – siapa ini benar mengusahakan semangat reformasi dan demokrasi,” tegas Sakaria, saat menjadi narasumber acara Diaspora Bicara di radioganjar.com dengan moderator Poempida Hidayatulloh dari Ganjar Center.
Dengan adanya Surat dari Eropa Untuk Presiden Jokowi, Sakaria bersama ribuan warga Indonesia di Eropa ini menegaskan sudah terlanjur sakit hati dan kecewa. Namun mereka mengaku karena sudah terlanjur hati kepada Jokowi, mereka mengaku tidak mempunyai sedikitpun rasa benci.
Apa yang menimbulkan rasa kecewa dan sakit hati ini, ditambahkan pula oleh Narendra Ning Ampeldenta, seorang diaspora tinggal di Jerman, menjelaskan tidak lain saat keluarnya putusan Mahkamah Konstitusi beberapa waktu lalu.
“Generasi millenial di Eropa, cenderung apatis namun melek dengan isu – isu politik.Mereka mempertanyakan arah keputusan Mahkamah Konstitusi ini kemana, begitu pula arah Presiden Jokowi di akhir masa jabatannya ini mau kemana,” jelasnya.
Keputusan Mahkamah Konstitusi ini jelas sangat memberi dampak luar biasa bagi pemikiran politik masyarakat diaspora di Eropa.
“Apakah kami harus menjadi anak siapa dulu, baru kemudian menjadi siapa – siapa.Ini membuat pelajaran politik yang amat berharga. Kedepan,dalam politik, nilai – nilai didalamnya harus diperjuangkan, bukan lagi fokus hanya kepada sosok,” tambah Narendra Ning Ampeldenta.
Dengan surat terbuka kepada Jokowi ini sekaligus menjawab pernyataan Presiden kepada masyarakat untuk “jangan baper”. Sementara menyongsong Pemilu 2024, masyarakat diaspora Eropa ini terus mengkritisi sosok ketiga pasang capres dan cawapres.
“Kami menginginkan sosok yang mampu meneruskan kepemimpinan Jokowi secara lebih cepat. Mereka harus punya prestasi track record yang baik , jam terbang, profesional,untuk membuktikan janjinya. Bukan sekadar muda dan ganteng,” tutup Sakaria Wielgosz.
Diketahui di wilayah Eropa khususnya Jerman sendiri ada sekitar 22 ribu masyarakat diaspora Indonesia. mayoritas 79 persen dari masyarakat diaspora ini begitu kuat mendukung sang Presiden Jokowi sebelumnya. (DG)
Go to Source
Author: Editor