Kesuksesan pelaksanaan Asian Games menjadi konsentrasi utama bangsa Indonesia untuk menunjukkan eksistensinya dalam penyelenggaraan kejuaraan olahraga skala nasional tersebut.
Berkaitan dengan hal itu, Direktur Pembukaan dan Penutupan Asian Games 2018, Herty Purba, menyampaikan bahwa mitra penyelenggaran agenda tersebut, bahkan komposisi dan mitra khusus opening ceremony, 90 persen merupakan putra putri terbaik Indonesia.
“Ini momennya kita untuk maju, mulai dari Wishnutama kita tunjuk sebagai Creative Director seremoni, sampai Eko Supriyanto yang jadi koreografer Madonna dalam tim,” ujar Herty dalam keterangan persnya di Jakarta, Sabtu (26/5).
Selain Wishnutama dan Eko Supriyanto, lanjut Herty, terdapat banyak talenta lain yang akan turut menyemarakkan upacara pembukaan Asian Games tahun ini. “Ada Denny Malik yang juga berpartisipasi sebagai koreografer, Addie MS dan Ronald Steven dari sisi musik, perancang busana Dynand Fariz hingga maestro seni rupa Indonesia, Sunaryo,” sebutnya.
Terkait penggunaan jasa mitra asing, Herty menjelaskan, para konsultan digandeng karena pengalaman mereka berkarya di Olimpiade yang lalu. “Kita ajak mereka kesini karena pengalaman teruji, plus untuk transfer ilmu ke orang Indonesia dong. Ke depannya, kalau bisa kita lah yang jadi tenaga ahli terbaik di benua Asia,” imbuhnya.
Ia juga mengatakan, mulai dari merchandise sampai berbagai hal teknis Asian Games merupakan karya anak bangsa. “Mari kita tunjukkan bahwa karya Indonesia itu jelas high standard quality product and services. Intinya hanya anak bangsa yang bisa bikin Asian Games booming di tanah air,” kata Herty.
Ia menjelaskan bahwa hanya teknologi dan sistem canggih saja yang menggunakan jasa dari mitra luar negeri. Sebagai informasi, beberapa penawaran teknis dari mitra lokal juga lebih tinggi dari mitra asingnya.
Legacy atau warisan ilmu dan kemampuan inilah yang menjadi salah satu gol utama penyelenggaraan Asian Games. Mitra asing yang digandeng memiliki pengalaman sebagai pelaksana di 10 olimpiade sebelumnya, termasuk event regional sekelas Asian Games.
“Mereka tidak kita tunjuk langsung, tapi ikut proses yang sesuai aturan dan transparan,” ucap Creative Director Opening Ceremony Asian Games, Wishnutama.
Hal ini sejalan dengan semangat yang dibawa oleh Bung Karno ketika Asian Games 1962 dulu. “Dari Asian Games lalu, terbukti kan kalau GBK tetap kita pakai sampai sekarang. Nah, sekarang bukan hanya teknologi maju yang kita terapkan di venue, tapi juga ilmu dan kemampuan dalam menyelenggarakan acara berskala internasional, yang sangat bermanfaat untuk generasi mendatang,” tutur Wishnutama.
“Saya sebagai anak bangsa sangat bangga di percaya menjadi salah satu yang terlibat dalam pelaksanaan event akbar ini yg merupakan kesempatan luar biasa yang amat jarang terjadi,” pungkas Wishnutama.
Reporter: Eko “Gajah”