Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa reformasi fiskal harus dilakukan secara terus menerus. Pasalnya, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sehat merupakan salah satu alat untuk menciptakan lapangan kerja, mengurangi kemiskinan, mengelola gocangan ekonomi melalui countercynical, dan mengurangi ketimpangan.
Hal itu sebagaimana disampaikan oleh Sri Mulyani dalam kuliah umum di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) bertema “Reformasi Fiskal: Mengapa dan Bagaimana?” di Auditorium FEB UI, Depok, Jawa Barat, Rabu (16/05).
“Jadi sekarang saya ingin mengatakan kenapa fiskal policy itu perlu di-reform? atau APBN secara umum perlu di-reform? Pertama, karena ekonomist itu tidak selalu berjalan mulus, linier. Makanya growing itu is part of strategy untuk creating jobs dan untuk mengurangi poverty, kemiskinan. Salah satu instrument untuk meng-create jobs, mem-boost growth itu adalah fiscal policy (yang sehat),” jelasnya.
Selanjutnya, imbuh Sri Mulyani, adalah membuat fiscal policy yang sehat dan tepat untuk melakukan countercyclical pada saat perubahan ekonomi mengguncang suatu negara, seperti terjadinya krisis ekonomi.
Maka dari itu, fiscal policy yang sehat dan tepat juga diperlukan untuk mengurangi ketimpangan dan ketidakadilan.
“Ketiga, di dalam perekonomian selalu ada ketimpangan. Segelintir kelompok yang sangat kaya banget tapi mayoritas masyarakatnya sangat miskin. Fungsi kita adalah bagaimana memotong kemiskinan antar generasi. Masalah gizi buruk, masalah air bersih, masalah pendidikan dasar, imunisasi itu semuanya menjadi penting. Itu semua ndak akan bisa diselesaikan oleh market. APBN adalah salah satu intrumen untuk melakukan koreksi terhadap hal-hal yang merupakan ketimpangan seperti itu,” pungkasnya.
Sumber: www.kemenkeu.go.id
Editor: Eva Ulpiati