Jika kita menyebrang selat menaiki ferry di manapun di Indonesia, dan selamat sampai tujuan, maka itu sebuah keajaiban!. Demikian kata prof. Soegiono mantan rektor ITS mengomentari carut marutnya angkutan penumpang laut di Indonesia.
Tapi ini hanya gejala dari sebuah masalah yang lebih besar, yaitu: “Ketiadaan Pemerintahan di Laut yang efektif”.
Otoritas pelabuhan dan syahbandar tidak efektif. Otoritas di kapal oleh Nahkoda juga tidak efektif. Lalu otoritas di laut oleh Badan Keamanan Laut sama saja.
Ini PR Menko Kemaritiman terbesar, yaitu: menyelesaikan konflik kepentingan dan kewenangan di laut, oleh instansi-instansi pemerintah yang merasa memiliki kewenangan di laut, berdasarkan UU yang mendefinisikan tupoksi instansi-instansi tersebut.
Jika konflik ini tidak segera diselesaikan, maka keselamatan di laut di Indonesia akan tetap dipertanyakan serta bisnis di laut dipenuhi pungli penyebab ekonomi biaya tinggi.
Ir. Daniel M Rosyid, PhD.
Dekan FTK – ITS
