Presiden Joko Widodo meminta agar permasalahan mengenai stunting dapat diselesaikan melalui rencana aksi yang terpadu dan memiliki dampak yang lebih konkret. Hal itu dapat dilakukan dengan mengintervensi pola makan, pola asuh, dan hal-hal yang berkaitan dengans sanitasi.
Maka dari itu, lanjut Presiden, pemerintah ingin menggerakkan secara besar-besaran Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang ada di daerah-daerah. Selain itu, pemerintah juga akan mengoptimalkan kampanye, baik timbang anak, kampanye masalah gizi, dan juga yang berkaitan dengan kesehatan bayi.
“Memang sudah kita lakukan mulai 2 tahun yang lalu, tapi ini kita akan lebih mengkonsentrasikan pemberian makanan tambahan, tapi makanan lokal,” katanya saat meninjau kegiatan sosialisasi cegah stunting atau gizi buruk di Puskesmas Bantar Gadung, Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (8/4).
Sebagaimana diketahui, Presiden meninjau kegiatan sosialisasi cegah stunting atau gizi buruk di Puskesmas Bantar Gadung, di Desa Bantar Gadung, Kecamatan Bantar Gadung, Sukabumi, Jawa Barat. Acara ini dihadiri warga yang terdiri dari ibu hamil, ibu menyusui, balita, dan kader Posyandu.
Presiden dan rombongan tiba di lokasi sekitar pukul 09:30 WIB. Didampingi Menkes Nila F. Moeloek, Presiden kemudian meninjau timbang badan dan pengukuran tinggi badan balita, meninjau pemberian gizi makanan lokal untuk ibu hamil dan anak balita, serta berbincang-bincang dengan para ibu.
Jokowi meyakinkan bahwa makanan tambahan yang diberikan, misalnya kacang hijau disenangi anak-anak. “Semuanya, enak. Telur kita berikan anak-anak, minta semuanya,” ujarnya.
Menurutnya, yang paling penting adalah bagaimana menyiapkan bahan-bahan makanan yang bergizi sejak dini agar anak-anak selalu makan setiap hari, terutama pada usia ibu-ibu hamil, dan pada usia sampai 2 tahun. Hal itu lantaran makanan yang sehat dan bergizi menjadi kunci bagi pertumbuhan dan perkembangan otak anak.
Selain itu, Ia juga mengingatkan mengenai pentingnya Air Susu Ibu (ASI), dan supaya PKK menggerakkan lagi Posyandu.
“Artinya kalau kita bisa benar-benar mengatasi ini, sampai nantinya umur 2 tahun, kesehatan ke depan akan baik, kecerdasan anak-anak kita ke depan juga akan menjadi lebih baik,” tutur Presiden.
Jokowi menuturkan program pemberian makanan tambahan dalam bentuk makanan lokal itu akan diintegrasikan dengan program yang dibiayai Dana Desa.
“Yang pertama, dengan padat karya tunai. Artinya hasil yang didapatkan dari Padat Karya Tunai itu bisa masuk ke urusan gizi, terintegrasi, termasuk juga misalnya Dana Desa, kemudian program itu masuk ke hal-hal yang kesehatan lingkungan, yaitu juga di dalamnya ada sanitasi,” pungkasnya.
Sumber: http://setkab.go.id
Editor: Eko “Gajah”