Penentuan KH. Ma’ruf Amin menjadi pasangan Calon Wakil Presiden dari Joko Widodo dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mendatang mendapat dukungan dari kalangan santri, mahasiswa, pemuda dan para relawan.
Untuk menunjukkan dukungannya, sekira 45 orang anak muda yang berasal dari Tasikmalaya, Jawa Barat, melakukan longmarch dari Kabupaten Tasikmalaya menuju Jakarta.
Ketua Umum Komite Pergerakan Pemuda Santri dan Mahasiswa Indonesia (KPPSMI) Anto Kusumayudha menyampaikan bahwa kegiatan itu dilakukan untuk memberikan dukungan dan do’a bagi KH. Ma’ruf Amin untuk tetap maju terus demi menyelamatkan ummat, bangsa dan negara.
“Segala kicauan, fitnah ,dan bulian adalah bagian dari demokrasi dan ujian untuk menjadi pemimpin Indonesia yang kesatria, patriot sejati, teruji dan bijaksana,” ujar Anto dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (11/8).
Menurut Anto, penentuan KH. Ma’ruf Amin sebagai Cawapres merupakan hasil perenungan dan kajian yang mendalam untuk menyelematkan dan memajukan bangsa dalam melanjutkan pembangunan nasional.
“Selain itu, didorong oleh spirit, do’a para pejuang kemerdekaan yang telah merebut kemerdekaan, perjuangan para pendiri bangsa, para ulama, santri yang rela mengorbankan jiwa dan raga menjadi syuhada demi Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Gerakan Rakyat Non Partai (GETAR) Indro Tjahyono menilai bahwa fitnah dan tuduhan kepada KH. Ma’ruf Amin paska diumumkan menjadi Cawapres yang menghiasi media sosial belakangan ini merupakan adalah bentuk ketidakpenghargaan kepada pemimpin NU kharismatik itu.
“KH. Ma’ruf Amin adalah sosok Ulama kharismstik yang telah mengabdi dalam membina ummat,” tutur Indro.
Indro menganggap bahwa penunjukkan KH Ma’ruf Amin tersebut merupakan takdir keputusan Allah SWT dan kehendak zaman untuk menyelamatkan Indonesia dari ancaman konflik sosial.
“Ancaman perpecahan, ancaman disintegrasi bangsa serta untuk menyatukan ummat,” tandasnya.
Menurutnya, pasangan calon Joko Widodo-KH. Ma’ruf Amin merupakan representasi dari figur umaro dan ulama. “Ini adalah bentuk penghargaan pada ulama, santri dan pesantren yang merupakan salah satu kekuatan besar yang telah berkontribusi dalam perjuangan merebut kemerdekaan,” ucapnya.
Reporter: Eko “Gajah”