Politisi PDI Perjuangan Eva Kusama Sundari menyampaikan bahwa selama ini partainya diserang oleh pelbagai isu diantaranya Anti Islam, Berpaham Komunis, Atheis dan lain sebagainya.
Namun, kata dia, PDI Perjuangan tidak terpancing dengan serangan-serangan semacam itu, bahkan cenderung defensif. Pasalnya, partai berlambang banteng tersebut mengajukan hal yang besar yang harus dimenangkan, yakni politik keadaban yang bersandar pada kebudayaan.
“PDI P diserang dengan isu-isu anti Islam, antek Vatikan, Atheis, Komunis, dan lain-lain. Tapi kami tidak terpancing, Bu Mega memerintahkan jangan kepancing, Kita mengajukan gagasan untuk meweujudkan politik berkeadaban. Tentu kecerdasan dan rasionalitasnya menjadi basisnya. Dan tentu harus bersandar pada kebudayaan,” ujarnya saat hadir dalam acara Diskusi Publik yang diselenggarakan oleh Pusat Kajian Keamanan dan Strategi Global Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (26/4).
Eva menjelaskan, PDI P telah terbukti dapat menahan diri meskipun diserang dari pelbagai sisi. Bahkan, lanjutnya, PDI Perjuangan akan melakukan safari politik ke seluruh pimpinan parpol, termasuk oposisi pemerintah. “Kami akan menjukkan bagaimana politik yang merangkul semua komponen,” tegasnya.
Eva juga mengakui PDI Perjuangan saat ini besar di tengah situasi sistem yang sangat tidak kompatibel. Namun, Ia berharap penyelenggaraan pemilu dapat dilakukan secara damai dan berintegritas.
“Pemilu damai dan berintegritas adalah konsekwensi ideologi. Perintah ideologi. Jadi kita tidak ingin ramai gontok-gontokan,” tandasnya.
Reporter: Hendri Kurniawan
