Sumber : Data dan Kajian dari Focus Economics.
Jaman.or.id, Nasional (12/6)- FocusEconomics (FE) yang berpusat di Barcelona (Gran via 657,Barcelona 08 010) , Spanyol memberikan data dan kajian tentang progres ekonomi Indonesia dibawah pemerintahan Jokowi-JK tahun 2014-2015 yang menunjukkan bahwa Ekonomi Indonesia Semakin Lemah.
FE merupakan Lembaga keuangan dan Perusahaan multinasional yang mempunyai Spesialisasi pada “consensus economic forecast”, analisis ekonomi & perdagangan komoditas, mencakup 127 negara di dunia yang mempunyai reputasi yang solid baik di kalangan pemerintah.
Mungkin jarang dari kita yang telah melihat progres ekonomi dengan indikator yang cukup komprehensif menggambarkan progres ekonomi Indonesia sejak Pemerintahan Jokowi-JK dilantik 20 Oktober 2014, Sehingga penyajian indikator ekonomi ini semacam rapor kenaikan kelas (bidang ekonomi).
Berikut indikator- indikator ekonomi yang diterbitkan pada tanggal 24 Mei 2016 yang lalu oleh lembaga Riset ekonomi “FocusEconomics” ( FE).
19 indikator ekonomi penting Indonesia dari 2014 sampai akhir 2015 :;
1. PENDUDUK= 251 juta jiwa menjadi 255 juta jiwa;
2. PENDAPATAN PER ORANG =;USD 3,541 menjadi USD 3,379;
3. PERTUMBUHAN EKONOMI = 5 % menjadi 4,8 %;
4. PENGANGGURAN TENAGA KERJA= 3,9 % menjadi 6,2 %;
5. TiNGKAT KONSUMSI (variasi tahunan)= 5,2 % menjadi 5,0 %;
6. NILAI RUPIAH per USD= Rp 12,385 mrnjadi Rp 13,788;
7. EKSPOR = USD 176 milyar menjadi USD 150 milyar;
8. IMPOR = USD 178 milyar menjadi USD 143 milyar;
9. NERACA DAGANG = Minus USD 2,5 menjadin USD 7,6 milyar;
10. NERACA BERJALAN (% dari PDB ) = – 3,1 menjadi – 2,1 %;
11. UTANG LUAR NEGERI (% dari PDB)= 33 % menjadi 36 %;
12. UTANG PUBLIK (% dari PDB)= 24,3 % menjadi 27,5 %;
13. PASAR MODAL (variasi tahunan)= 22,3 % menjadi minus 12,1 %;
14. CADANGAN DEVISA = USD 112 milyar menjadi USD 106 milyar;
15. NERACA FISKAL (% dari PDB) Minus 2,1 % menjadi minus 1,9 %;
16. INDUSTRI MANUFAKTUR= 4,6 % menjadi 4,2 %;
17. PENJUALAN ECERAN (RETAIL) = 14,5 % menjadi 13,3 %;
18. INFLASI (CPI) Barang& Jasa Konsumsi) 8,4 % menjadi 3,4 %;
19. INFLASI (WPI) (barang grosir)= 9,3 % menjadi 4,4 %;
Kesimpulan dari 19 indikator ekonomi di atas sudah cukup untuk menyimpulkan progres ekonomi 2014-2015 bahwa ekonomi Indonesia semakin lemah. Pertumbuhan turun utang luar negeri meningkat, pendapatan rata2 penduduk turun, Aktivitas Industri ,Perdagangan (ekspor & impor) ,penjualan eceran dan grosir menyusut dengan akibat penganguran tenaga kerja meningkat.
Dampak merosotnya pertumbuhan ekonomi di 2015 masih berlanjut pada pertumbuhan ekonomi di kuartal 1 (Januari sampai Maret ) 2016 yang hanya tercapai 4,9 % dari target di atas 5,1 %. Dalam indikator neraca perdagangan terlihat data kenaikan surplus dagang yang tajam tetapi itu karena impor lebih cepat turunnya dari ekspor.
Nilai Impor & Ekspor 2015 lebih rendah dari tahun 2014. Demikian juga inflasi berdasarkan Indeks Harga Barang & Jasa Konsumen (Consumer Price Index=CPI) dan berdasarkan Index Harga Barang Grosir (Wholesale Price Index=WPI) turun tajam bukan karena kebijakan pengedalian harga tetapi lebih karena daya beli kosumen dan pedagang makin rendah mengakibatkan konsumsi turun tajam. Kita harapkan 2016 bisa lebih baik.(rilis/red)