BMKG telah melaporkan gempabumi berkekuatan M=6,9 terjadi dengan koordinat episenter pada 7,75 LS dan 108,11 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 6 km arah tenggara Kota Bantarkalong, Kabupaten Tasikmalaya, Propinsi Jawa Barat pada kedalaman 120 km pada Jumat (16/12/2017) pukul 23.47.58 WIB. Pusat gempa di darat atau dekat pantai.
Selang 5 menit setelah terjadi gempa, BMKG mengaktivasi peringatan dini tsunami. Wilayah di pesisir di Ciamis dan Tasimalaya Provinsi Jawa Barat berpotensi tsunami dengan level Siaga Tsunami yaitu ketinggian tsunami antara 0,5 meter hingga kurang dari 3 meter. Sedangkan di pesisir Kabupaten Bantul, Kulon Progo, Cianjur, Garut, Sukabumi, Cilacap dan Kebumen pada level Waspada Tsunami dengan potensi tsunami ketinggian kurang dari 0,5 meter.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyampaikan bahwa pusat gempa yang berada di darat atau dekat pantai menyebabkan guncangan keras dirasakan oleh masyarakat.
“Guncangan gempabumi ini dilaporkan terasa di pesisir Selatan Pulau Jawa,” kata Sapto keterangan tertulisnya, Sabtu (16/12).
Dampak gempabumi yang digambarkan oleh Peta tingkat guncangan (shakemap) BMKG menunjukkan bahwa dampak gempabumi berupa guncangan dirasakan di daerah Jakarta II-III, Bandung III-IV MMI, Depok II-III MMI, Karangkates III-IV MMI, Ngawi II MMI, Madiun II MMI, Nganjuk II MMI, Bandung II MMI, Mataram II MMI, Kebumen III-IV, Yogyakarta III MMI.
Sapto mengatakan, guncangan gempa keras slama 10 – 20 detik dirasakan di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah dan DI Yogyakarta.
“Bahkan masyarakat di Jakarta yang berada di gedung bertingkat merasakan guncangan gempa. Beberapa warga Jakarta segera turun mencari tempat yang aman,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa masyarakat sempat panik dan berhamburan ke luar rumah. Adanya peringatan dini tsunami menyebabkan masyarakat di pesisir selatan Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY dan sebagian Jawa Timur segera mengungsi mencari tempat yang aman yang lebih tinggi. Kemacetan terjadi di banyak tempat. “BPBD telah meminta masyarakat mengungsi dengan tenang.”
Sapto menuturkan bahwa Pusdalops BNPB terus memantau perkembangan dampak gempa dan peringantan dini tsunami. Tidak adanya buoy tsunami di Samudera Hindia menyebabkan tidak ada kepastian, apakah ada tsunami atau atau tidak. Peringatan dini tsunami dari BMKG didasarkan pada analisis pemodelan.
“Oleh karena itu petugas BPBD dan relawan memantau tanda-tanda tsunami di pantai di tenpat yang aman. Dilaporkan air laut di pantai Pacitan surut sehingga masyarakat di sekitar pantai mengungsi,” tuturpya.
Kepala BNPB terus berkoordinasi dengan Kepala BPBD untuk memantau dan memberikan bantuan penanganan dampak gempa. Masyarakat dihimbau tetap tenang. Hingga Sabtu (16/12/2017) pukul 01.15 WIB peringatan dini tsunami belum diakhiri. Pendataan masih dilakukan. (HK)