Home Rilis Jokowi Bincang Santai dengan Duta Toleransi Muda Indonesia

Jokowi Bincang Santai dengan Duta Toleransi Muda Indonesia

212
0
SHARE

Presiden Joko Widodo melakukan jalan pagi di sekitar The Royal Botanical Garden, Sydney, Australia, pada Sabtu, 17 Maret 2018.

Tak hanya didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo, dalam jalan pagi kali ini Jokowi mengajak sejumlah anak muda Indonesia untuk turut serta.

Delapan belas pemuda yang tergabung dalam Indonesia-Australia Youth Interfaith Dialogue tersebut datang dari sejumlah daerah yang ada di Tanah Air. Mulai dari Lombok, Manado, Bali, Jombang, Kudus, Jakarta, hingga Tasikmalaya. Mereka akan tinggal di Australia selama empat hari sebagai bagian dari peserta program ‘Outstanding Youth for the World’ Kementerian Luar Negeri.

Jokowi berharap para pemuda tersebut dapat menjadi agen toleransi yang dapat berbagi pengalaman tentang kehidupan Indonesia yang sangat beragam kepada dunia internasional.

“Yang paling penting mereka saya titipkan agar menjadi agen toleransi, agen perdamaian yang bisa menceritakan mengenai organisasi yang beragam suku, beragam agama, beragam bahasa daerah tapi kita tetap satu menjadi sebuah bangsa besar Indonesia,” ujar Jokowi.

Selain itu, Jokowi juga berharap para pemuda mendapatkan pengalaman dan wawasan tambahan terkait dunia luar, khususnya Australia, yang dapat dibagikan di Indonesia.

“Jadi anak-anak muda ini biar kenal dengan saudara-saudara mereka yang ada di Australia,” ucapnya.

Saat berjalan santai selama kurang lebih satu jam, para pemuda memanfaatkan kesempatan tersebut untuk berbincang dan berdiskusi dengan Presiden dan Ibu Iriana. Mulai dari olahraga yang digemari hingga alasan menyukai musik bergenre rock.

“Musik yang memberi semangat karena drum-nya, dug-dug-dug, coba lihat saja, ada yang membawa (pesan) anti korupsi, anti narkoba, perdamaian, diingatkan kita satu saudara loh, kalau dilihat betul mesti ke situ-situ saja,” tutur Jokowi.

Jokowi juga mengajak salah satu peserta untuk berdiskusi tentang cara merawat kerukunan di Indonesia, yang terkenal dengan keragaman suku, budaya, agama, dan bahasa. “Kita ini kalau terbuka, saling bisa menghargai, menghormati, perbedaan-perbedaan yang ada tidak saling mencela, menjelekkan, menyalahkan, semua bisa (rukun).”

Bahkan salah satu peserta, Harun Al Rosyid, siswa Madrasah Aliyah Mu’allimin Nadlatul Wathan Pancor, Lombok, Nusa Tenggara Barat, sempat menyampaikan apresiasinya atas kesempatan yang diberikan pemerintah Indonesia kepada mereka untuk melakukan dan merasakan hal-hal baru.

“Saya mengucapkan terima kasih banyak, Pak, saya berangkat dari Lombok, pertama kalinya, Pak. Pertama kali naik pesawat, pertama kali makan steak, ikan salmon, enak banget pak, pertama kali ke luar negeri,” ungkap Harun.

 

Sumber: Biro Pers Setpres

Editor: Eko “Gajah”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here