Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyampaikan kawasan konservasi di Sulawesi Selatan perlu ditata dan ditertibkan untuk mencegah bencana kembali terjadi.
“Pola pemanfaatan ruang daerah aliran sungai perlu diubah dengan tanaman yang memiliki nilai ekonomi dan ekologi,” kata dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (28/1).
Sutopo mengatakan jenis-jenis tanaman seperti jagung dan sayur-sayuran dapat diganti dengan tanaman kopi, jambu mete dan kakao yang dapat menjaga lingkungan dari banjir dan longsor tetapi tetap memiliki nilai ekonomi.
Menurutnya, agar jelas kebijakan yang akan diterapkan perlu koordinasi dengan kementerian/lembaga terkait sehingga penertiban kawasan konservasi dan penegakan hukumnya dapat berjalan.
“BNPB akan membantu percepatan pemulihan daerah konservasi dengan penanaman pohon atau bibit tanaman,” jelasnya.
Sebagaimana diketahui, bencana banjir, puting beliung dan longsor melanda 21 desa di 78 kecamatan yang tersebar di 13 kabupaten/kota di Sulawesi Selatan. Daerah terdampak bencana, yaitu Kabupaten Jeneponto, Kabupaten Maros, Kabupaten Gowa, Kota Makassar, Kabupaten Soppeng, Kabupaten Wajo, Kabupaten Barru, Kabupaten Pangkep, Kabupaten Sidrap, Kabupaten Bantaeng, Kabupaten Takalar, Kabupaten Selayar, dan Kabupaten Sinjai.
Hingga Senin (28/1) tercatat 69 orang meninggal, tujuh orang hilang, 48 orang luka-luka dan 9.429 orang mengungsi. Bencana juga menyebabkan 559 rumah rusak, meliputi 33 hanyut, 459 rusak berat, 37 rusak sedang, 25 rusak ringan dan 5 tertimbun, 22.156 rumah terendam; 15,8 km jalan terdampak, 13.808 hektar sawah terdampak serta 34 jembatan, dua pasar, 12 fasilitas peribadatan, delapan Fasilitas pemerintah, dan 65 sekolah rusak.
Sumber: https://jpp.go.id
Editor: Puput KJ