Home Nasional Kebahagiaan Nyak Sandang Bertemu Presiden

Kebahagiaan Nyak Sandang Bertemu Presiden

174
0
SHARE

Setelah sekian lama, akhirnya Nyak Sandang dapat bertemu dengan Presiden Joko Widodo dapat terwujud. Pasalnya, Presiden menerima Nyak Sandang di Istana Merdeka, Rabu (21/3) malam.

Kedatangan Nyak Sandang ditemani oleh dua orang anaknya, Maturidi dan Khaidar.

“Ini Pak Jokowi, Ayah. Dia senang sekali bisa bertemu Presiden,” kata Maturidi menerjemahkan kata-kata Nyak Sandang yang selama berbincang dengan Presiden menggunakan bahasa Aceh.

Dalam pertemuan tersebut, Nyak Sandang mengutarakan beberapa permohonan kepada Jokowi. Salah satunya mengenai bantuan untuk operasi katarak.

Jokowi kemudian menyanggupi untuk membantu operasi katarak Nyak Sandang. Penyakit tersebut telah dideritanya selama bertahun-tahun.

“Baik nanti saya uruskan untuk kataraknya. Katarak kan operasi ringan, besok tolong dicek ke rumah sakit untuk kataraknya,” jawab Jokowi.

Selain itu, Nyak yang berusia 91 tahun juga meminta agar dibuatkan masjid di kampungnya di Lamno, Aceh. Jokowi menjawab bahwa nanti akan dikirimkan tim untuk mengecek kondisi di sana. Permintaannya yang ketiga adalah untuk menunaikan ibadah haji. “Ingin naik haji. Kalau bisa tahun ini, karena sudah tua,” lanjut Maturidi, anak Nyak Sandang.

Terkait hal itu, Jokowi menyampaikan bahwa dirinya akan mengupayakan dan berkoordinasi dengan Menteri Agama. Sambil menunggu kepastian keberangkatan haji, Presiden pun menawarkan untuk umroh terlebih dahulu.

“Mengingat haji kan ada antriannya, nanti saya bicarakan dengan Menteri Agama,” kata Jokowi.

Nyak Sandang kemudian menunjukkan bukti obligasi Pemerintah Indonesia tahun 1950 yang dimilikinya kepada Presiden. Seperti diketahui, Nyak Sandang adalah salah satu orang yang ikut andil menyumbangkan harta kekayaannya untuk membeli pesawat pertama Indonesia.

Hal ini berawal dari tahun 1948 saat Presiden Sukarno berkunjung ke tanah Aceh guna mencari dana untuk pembelian pesawat pertama setelah Indonesia merdeka.

Nyak Sandang yang kala itu berusia 23 tahun bersama orang tuanya menjual sepetak tanah dan 10 gram emas. Hartanya yang dihargai Rp100 pun diserahkan kepada negara.

Presiden Sukarno pun menerima sumbangan dari masyarakat Aceh sebanyak SGD 120 ribu dan 20 kg emas murni untuk membeli dua pesawat terbang yang diberi nama Seulawah R-001 dan Seulawah R-002. Dua pesawat tersebut merupakan cikal bakal maskapai Garuda Indonesia Airways.

Di penghujung perbincangan, Nyak Sandang pun berterima kasih kepada Presiden.

“Terima kasih Bapak Presiden sudah punya waktu untuk kami,” ungkap Nyak Sandang.

 

Sumber: www.setneg.go.id

Editor: Eko “Gajah”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here