JamanInfo.com– Jakarta (22/10), Program Indonesia Sentris yang dicanangkan pemerintahan Joko Widodo – Jusuf Kalla telah membuka akses keterisolasian serta dapat meningkatkan perekonomian suatu daerah. Demikian disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi terkait pencapaian kinerja Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Selama 5 Tahun Periode Pemerintahan Joko Widodo – Jusuf Kalla Tahun 2014-2019, di Jakarta, Sabtu (19/10).
Menhub menyampaikan, dalam kurun waktu 5 tahun ini, dilakukan pembangunan infrastruktur transportasi dengan pendekatan Indonesia Sentris untuk membuka keterisolasian, yaitu dengan memberikan dukungan aksesibilitas terhadap Daerah 3TP (Terluar, Terdepan, Tertinggal dan Perbatasan). Diantaranya melalui : penyediaan prasarana yaitu 18 rute tol laut dengan tujuan menekan disparitas harga di Indonesia Timur; 891 trayek angkutan perintis (angkutan jalan, SDP, KA, laut dan udara); dan pembangunan serta pengembangan 131 bandara di daerah rawan bencana, perbatasan dan terisolir.
“Filosofi Indonesia sentris itu menjadi tekanan dari apa yang kita lakukan, baik berupa pembangunan maupun kegiatan kegiatan yang dilaksanakan dengan memperhatikan daerah-daerah terluar terdepan, tertinggal dan di perbatasan,” terang Menhub.
“Bila dilihat apa yang sudah dilakukan, tol laut begitu intensif. Dalam lima tahun ini sudah ada 18 rute tol laut. Jadi disparitas harga bisa ditekan dan memastikan pasokan sembilan bahan pokok itu bisa didapatkan masyarakat di bagian indonesia timur. Lalu ada juga 891 angkutan perintis ada jalan, kereta api, laut dan udara. Ini dilaksanakan secara seksama,” Ujar Menhub.
Lebih lanjut, Kementerian Perhubungan telah melaksanakan program Jembatan Udara untuk meningkatkan konektivitas logistik dengan menyediakan 39 (tiga puluh Sembilan) rute yang dilayani sampai ke daerah-daerah pedalaman, terpencil dan pulau terluar untuk pemerataan serta kesenjangan ekonomi dan pembangunan antar wilayah di Indonesia bagian Timur.
“Kemenhub juga membuat jembatan udara atau konektivitas logistik ke daerah-daerah pegunungan, ada 39 rute yang dilalui, mereka adalah di daerah pedalaman, terpencil, terluar dan bisa dibayangkan mereka hanya mendapatkan supply logistiknya dari angkutan-angkutan logistik tersebut,” kata Menhub.
Bukan hanya itu, pembangunan infrastruktur transportasi yang dilakukan juga agar membuka ruang ekonomi baru di daerah-daerah. Seperti misalnya, melalui dukungan atas pengembangan kawasan wisata dengan penyediaan akses transportasi dari dan menuju kawasan wisata, baik sarana maupun prasarana pendukung.
“Karena Pariwisata berkaitan erat dengan sektor ekonomi kreatif, dan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah. Bapak Presiden ingin bahwa segala kegiatan Perhubungan pada dasarnya harus memberikan suatu ruang ekonomi baru atau potensi baru,” tuturnya.
“Secara lebih detail kami sampaikan ada lima bali baru super prioritas yaitu di Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo dan Manado. Sehingga untuk kelima daerah tersebut kami telah fokus melakukan pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana transportasi seperti bandara, pelabuhan, kereta api, jalan dan sebagainya,” tambahnya.
Menhub menuturkan dalam lima tahun pemerintahan Kabinet Kerja, telah banyak capaian yang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan baik itu di sektor transportasi darat, laut, udara maupun kereta api. Untuk sektor Perhubungan Darat capaiannya yaitu Pembangunan BRT, Rehabilitas Terminal, Pembangunan Pelabuhan Penyebrangan dan Pembangunan Kapal.
“Bisa kami sampaikan bahwa terdapat capaian dari perhubungan darat bahwa oembangunan Bus Rapid Transit (BRT), rehabilitasi terminal, pembangunan pelabuhan penyeberangan. Dan mudik lebarannya Alhamdulillah bisa menjawab apa yang diinginkan Presiden menjadi mudik yang membahagiakan masyarakat,” jelasnya.
Sementara itu, Menhub menegaskan telah melakukan pengembangan transportasi perkotaan. Pengembangan angkutan massal di wilayah perkotaan mampu memindahkan sebagian pengguna kendaraan pribadi untuk berpindah ke angkutan umum. Di Jabodetabek, proporsi perjalanan dengan angkutan umum terus meningkat seiring perbaikan layanan angkutan umum yang ada. Saat ini sudah ada MRT dan KRL yang mampu menarik minat masyarakat menggunakan transportasi massal.
“Dalam hal transportasi perkotaan jelas angkutan massal menjadi pilihan, sehingga akhirnya kita memiliki MRT dan LRT. Suatu hasil yang membanggakan untuk semuanya. LRT Jabodebek nanti pada 2021. Angkutan massal kita itu cukup intensif. Kita akan tingkatkan okupansinya menjadi 60-80 persen seperti Tokyo, singapura. Oleh karenanya ke depan kita sudah merancang MRT dengan panjang yang lebih signifikan bahkan kita rencanakan sampai 200 km. Begitu juga LRT kerja sama dengan pemda DKI dan di 5-6 kota lain kita akan bangun LRT atau sejenisnya,” sebutnya.
Capaian Sektor Perhubungan Laut yaitu Pembangunan Pelabuhan Non Komersial sebanyak 118 lokasi dan pengembangan pelabuhan diantaranya pengembangan Pelabuhan Patimban, Pelabuhan Kuala Tanjung dan proyek tol laut. Untuk meningkatkan bidang logistik, Kementerian Perhubungan juga akan menjadikan Pelabuhan Tanjung Priok sebagai pelabuhan hub internasional. Hal tersebut dilihat dari arus bongkar muat (troughput) petikemas di Kawasan Pelabuhan Tanjung Priok tahun 2018 yang mencapai 7,5 juta TEUs dan diharapkan dapat terus bertambah menjadi 8 hingga 12 juta TEUs di tahun 2019. Sehingga kedepan perdagangan ke luar negeri dari Indonesia dapat ditangani oleh Pelabuhan Tanjung Priok.
Pada sektor Perhubungan Udara capaiannya antara lain Pembangunan Bandara Baru di 15 lokasi untuk peningkatan konektifitas antar wilayah dan peningkatan pariwisata 5 Bali Baru Indonesia.
Sedangkan capaian pada Sektor Perkeretaapian yaitu Pembangunan proyek Double-Double Track (DDT), Reaktiviasi jalur KA, Pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung dan Kereta Semi Cepat Jakarta-Surabaya. (dephup.go.id)