Gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,0 terjadi di Baratdaya Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur pukul 18.39 WIB, Rabu (23/1). Pusat gempa bumi terletak pada kedalaman 10 km, berjarak 87 km Barat Daya Pulau Sumba.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kasbani mengatakan bahwa gempa bumi ini diharapkan tidak menyebabkan tsunami.
“Gempa tersebut diharapkan tidak menimbulkan tsunami karena magnitudo gempa bumi tidak cukup besar untuk dapat menghasilkan dislokasi vertikal di dasar laut yang dapat mengganggu kolom air yang dapat menghasilkan tsunami,” tandasnya.
Kasbani menjelaskan, gempa bumi ini diperkirakan berasosiasi dengan aktivitas zona subduksi Sunda. “Berdasarkan posisi dan kedalamannya, gempa bumi ini diperkirakan berasosiasi dengan aktivitas zona subduksi Sunda, yakni lempeng Indo-Australia terhadap lempeng Eurasia,” terangnya.
Sebelumnya, PVMBG merilis pusat gempa yang berada di laut. Pulau-pulau terdekat umumnya tersusun oleh batuan sedimen dan batuan gunung api yang berumur Tersier hingga Kuarter, batugamping berumur Tersier hingga Kuarter dan aluvium berumur Resen terutama di sepanjang pantai wilayah Nusa Tenggara Timur dan sekitarnya.
“Guncangan gempa bumi akan terasa kuat pada wilayah yang tersusun oleh endapan aluvium, dan batuan yang terlapukkan, karena bersifat urai, lepas, belum terkonsolidasi, sehingga akan memperkuat efek guncangan gempa bumi,” papar Kasbani.
Berdasarkan informasi BMKG, guncangan gempa bumi dirasakan di Bima dan Waingapu dengan intensitas III MMI (Modified Mercalli Intensity).
Kasbani mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat.
“Masyarakat jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami dan tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan, yang diperkirakan berkekuatan lebih kecil,” pungkasnya.
Sumber: www.esdm.go.id
Editor: Catur Apriliana