Menteri Sosial Idrus Marham menilai bahwa masalah Papua adalah masalah bangsa Indonesia. Menurutnya, masalah Papua muncul lantaran banyak factor.
“Maka dari itu, perlu ditangani secara bersama yang secara konseptual diwujudkan dalam tiga kata, terpadu dari keseluruhan Kementerian yang ada, kemudian menyeluruh tidak hanya di Asmat tetapi di daerah-daerah lain juga yang harus ditangani secara bersama-sama juga, dan yang ketiga adalah berkesinambungan jangan hanya campaknya saja,” ujar Idrus di Jakarta, Kamis (1/2).
Idrus menyatakan bahwa Negara harus hadir secepatnya agar kejadian luar biasa ini bisa segera dicarikan penyelesaiannya sesuai dengan instruksi Bapak Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.
“Sesuai dengan Instruksi Bapak Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo bahwa untuk menangani masalah Papua itu tidak boleh sendiri-sendiri, tetapi harus dilakukan secara terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan,” katanya.
Idrus menekankan pentingnya pengembangan dan pemberdayaan kepada warga sehingga bantuan yang diberikan tidak bersifat sementara. Pasalnya, yang dibutuhkan masyarakat adalah pendampingan dalam bertani dan berkebun.
“Perlu ada pengembangan pemberdayaan sehingga proyeksinya tidak hanya kita memberikan bantuan yang habis dimakan tetapi pedampingan dalam rangka peningkatan taraf hidup mereka agar mereka betul betul bisa hidup dari pekerjaannya, misalnya pedampingan dalam bertani dan berkebun, karena makanan utama mereka adalah sagu dan umbi-umbian,” ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar menyampaikan bahwa Badan Geologi Kementerian ESDM telah mengirimkan tim untuk melakukan survei pemboran sumur air di Kabupaten Asmat, bersinergi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Tim Badan Geologi terdiri dari 3 orang dan akan bertugas selama 1 minggu untuk melakulan rapid assessment hidrogeologi setempat, karena Kabupaten Asmat lebih dari 90% merupakan rawa.
“Tim tersebut akan menelusuri beberapa distrik dan dari hasil survei inilah yang menentukan apakah bisa dilakukan pemboran atau tidak,” tandasnya.
Selain memberangkatkan Tim dari Badan Geologi, Kementerian ESDM juga mengirimkan Tim dari Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan Dan Konservasi Energi (EBTKE) dipimpin langsung oleh Direktur Jenderal EBTKE, Rida Mulyana untuk menyerahkan tambahan bantuan LTSHE.
“Kementerian ESDM telah menyerahkan bantuan Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) untuk masyarakat yang belum menikmati listrik sebanyak 922 unit untuk 14 Desa di 3 District di Kabupaten Asmat dan malam ini Dirjen EBTKE akan menyerahkan LTSHE tahap I sebanyak 75 unit di Pulau Tiga Asmat,” jelas Arcandra.
Arcandra mengklaim bahwa pasokan BBM dan listrik di Kabupaten Asmat saat ini masih tercukupi. Di Kabupaten Asmat saat ini terdapat 10 penyalur BBM dan untuk menjaga kelancaran pasokan BBM, Pemerintah akan membangun Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM), penambahan penyalur dan sub penyalur di Kabupaten Asmat serta menjaga keberlanjutan Program BBM Satu Harga di Kabupaten Asmat.
” Pasokan BBM secara kapasitas masih mencukupi kebutuhan Kabupaten Asmat. BPH Migas telah menemui Bupati dan wakil Bupati Asmat, Kapolres, Dandim dan para kepala SKPD, Hiswana Migas untuk melakukan sosialisasi pengawasan BBM Satu Harga,” tutupnya.
Sumber: www.esdm.go.id
Editor: Hendri Kurniawan