Presiden Joko Widodo menyadari bahwa media sosial memiliki peran penting dalam membagikan informasi, termasuk juga untuk menyebarkan dakwah Islam.
Demikian disampaikan Presiden saat berbicara dalam acara penutupan Pengkajian Ramadan 1439 Hijriah yang digelar Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (Uhamka), Ciracas,Jakarta Timur, Selasa (29/5).
“Dakwah pun sekarang juga sudah banyak sekali yang menggunakan Instagram, Youtube, facebook, dan twitter. Misalnya di Muhammadiyah, Prof. Din Syamsuddin pengikutnya 129 ribu. Kan banyak sekali. Ya memang sekarang penggunaan-penggunaan seperti ini sangat efektif,” ujarnya.
Menurut Presiden, pemanfaatan teknologi serupa mutlak dilakukan dewasa ini bila tak ingin tertinggal. Namun, di sisi lain, penggunaan untuk hal-hal yang negatif juga mesti mendapatkan perhatian khusus.
“Kalau penggunaannya tidak benar, bisa melenceng ke mana-mana. Sangat berbahaya. Kalau di media sosial kita buka, betapa saling mencela, mencemooh, membuka aib, menyampaikan hal yang buruk-buruk,” ucapnya.
Baginya, setiap orang perlu memahami adab dalam bermedia sosial. Salah satunya ialah dengan memperkuat nilai-nilai agama dan budaya Indonesia yang penuh kesantunan.
“Keindonesiaan akan sangat penting dalam membentengi kita. Jangan sampai yang berkaitan dengan budi pekerti dan sopan santun menjadi hilang karena terpengaruh oleh era digital,” kata Presiden.
Ia juga tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih bagi Muhammadiyah yang selama ini telah berkomunikasi dengan cara-cara yang baik dengan pemerintah. Muhammadiyah disebutnya juga kerap memberikan kritik-kritik membangun yang disertai dengan solusi. Inilah yang diharapkan dan diapresiasi oleh Presiden Joko Widodo.
“Saya sangat berterima kasih kepada PP Muhammadiyah yang terus dan selalu berkomunikasi dengan baik dengan pemerintah. Juga memberikan kritik-kritik membangun disertai solusi. Saya kira ini sesuatu yang terus kita kaji masukan-masukan yang ada,” tutur Presiden.
Turut hadir mendampingi Presiden, Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy. Juga tampak hadir Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir dan Rektor Uhamka selaku Ketua Panitia Suyatno.
Sumber: Biro Pers Setpres
Editor: Eko “Gajah”