Berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI), relawan mempunyai arti yang sama dengan kata sukarelawan. Relawan maupun sukarelawan ialah berarti orang yang melakukan sesuatu dengan sukarela (tidak karena diwajibkan maupun dipaksakan).
Sedangkan menurut kamus Merriam Webster (www.indorelawan.org), relawan/sukarelawan adalah seseorang yang dengan sukarela melakukan dan bersedia untuk melayani tanpa memiliki kepentingan tertentu.
Jadi, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa relawan merupakan seorang atau kelompok yang tergerak hatinya secara sukarela untuk melayani dan melakukan sesuatu tanpa paksaan maupun kepentingan.
Dunia kerelawanan sendiri memang sudah menjadi tren di dunia sejak beberapa tahun terakhir ini. Sebagian masyarakat dunia menganggap bahwa dengan menjadi relawan tertentu, dia telah merasa berarti pada manusia maupun makhluk lainnya.
Di Indonesia sendiri, terdapat pelbagai jenis relawan yang lambat laun mulai mewabah dan meluas di semua kalangan masyarakat. Sebagai bangsa timur, semangat kepedulian yang tinggi dan karakter gotong royong yang kuat mampu memupuk tumbuh besarnya relawan di Indonesia.
Di dunia politik, istilah relawan maupun sukarelawan mulai banyak dikenal sejak Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta tahun 2012 lalu. Saat itu, para simpatisan dan pendukung pasangan calon Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) berbondong-bondong mendirikan dan membentuk kelompok relawan.
Hal itu dilakukan untuk memenangkan keduanya menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Menurut masyarakat, Jokowi-Ahok patut diperjuangkan lantaran keduanya merupakan tokoh alternatif yang dapat membawa perubahan di Jakarta.
Meskipun berhasil memenangkan Jokowi – Ahok di Pilkada 2012, sebagian besar organisasi relawan membubarkan diri, sebagian lagi bertahan karena mempunyai kesadaran tinggi akan visi dan misi serta tidak bersandar pada momentum.
Tren keikutsertaan relawan dalam kontestasi politik semakin massif dan meluas pada saat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014. Pada saat itu, banyak kelompok yang terdiri dari LSM, aktivis, dan kelompok masyarakat lainnya beramai-ramai mendirikan organisasi relawan untuk memenangkan Jokowi, Gubernur DKI Jakarta saat itu. Organisasi relawan yang masih ada sisa Pilkada DKI 2012 & organisasi relawan yang baru terbentuk menjelang Pilpres 2014 itu menyatakan diri mendukung Jokowi.
Kerja keras relawan kembali membuahkan hasil, setelah berhasil memenangkan Jokowi dalam Pilgub DKI, para relawan berhasil memenangkan Jokowi dalam kontestasi politik yang lebih besar, yakni Pilpres.
Namun, setelah Jokowi menjadi Presiden terpilih. Keberadaan relawan berangsur menghilang tanpa suara. Seolah-olah, keberadaan relawan hanya bersandar pada kepentingan untuk mendukung paslon tertentu dalam kontestasi pemilu. Setelah berusaha keras dan mendapatkan kemenangan, uforia, setelah itu selesai.
Para kelompok relawan politik seharusnya tidak menggantungkan eksistensinya pada momentum elektoral saja. Relawan harus memastikan diri untuk terlibat dan terjun langsung ke bawah bersama-sama dengan rakyat. Berjibaku dengan masalah-masalah yang dialami rakyat dengan segala bentuknya.
Relawan Jokowi juga harus memastikan bahwa program-program yang sudah dicanangkan oleh Pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla bisa dinikmati secara langsung oleh rakyat. Karena sejatinya, sesuai dengan namanya, relawan harus rela berkorban segalanya untuk kepentingan rakyat.
Iwan Dwi Laksono
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Jaringan Kemandirian Nasional (DPP JAMAN)