Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) dalam rilisnya kembali mengapresiasi keberhasilan pemerintah dalam upaya mengendalikan harga pangan, khususnya harga pangan yang bergejolak (volatile food) di bulan Desembar 2017. Kendati mengalami kenaikan yang tercatat sebesar 2,26 persen secara bulanan, namun secara tahunan, inflasi hanya berkisar di angka 0,71 persen.
“Ini membuktikan pengendalian harga pangan bergejolak (volatile food) oleh pemerintah sepanjang tahun 2017 cukup mumpuni”, ujar Kepala BPS Suhariyanto, Selasa, 2 Januari 2018.
Menurutnya, stabilitas harga pangan ini karena pemerintah sudah mampu mengendalikan harga dengan baik. Berbeda dengan pattern sebelumnya di mana inflasi 2016 lebih dikendalikan oleh volatile food.
Hal ini dibenarkan oleh pengamat ekonomi Universitas Indonesia (UI) Dr Rizal E Halim yang mengatakan kebijakan pengendalian harga kebutuhan pokok oleh pemerintah dinilai cukup berhasil.
“Memang selama ini andil pangan terhadap inflasi cukup besar, sehingga jika volatilitas harga pangan bisa dikendalikan tentu nya dapat menekan laju inflasi”, kata Rizal, Selasa (2/1/2018)
Rizal meyampaikan di tahun 2017, pengndalian harga pangan, khususnya barang kebutuhan pokok di bulan Ramadhan, Idulfitri dan akhir tahun relatif berjalan baik.
“Meski di beberapa waktu di bulan Desember ini terjadi kenaikan harga cabe namun masih batas tolerable. Prestasi ini pantas diapresiasi”, ujarnya.
Ke depan, lanjut Rizal, hal yang perlu diperkuat pemerintah adalah memastikan terkendalinya harga pangan di beberapa waktu tertentu seperti di bulan Ramadan dan Idulfitri.
“Pemantauan perubahan cuaca dan pergeseran produksi pangan juga perlu mendapat perhatian dan yang juga penting adalah peta distribusi antar pulau untuk pasokan pangan untuk mendeteksi surplus maupun defisit pangan di setiap pulau pada waktu yang sama,” pungkasnya. (HK)