Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Xi Jinping di East Hall, Great Hall of the People, Beijing, Tiongkok pada Minggu sore, 14 Mei 2017. “Merupakan kehormatan bagi Indonesia untuk berpartisipasi dalam Belt and Road Forum for International Cooperation,” ujar Presiden Jokowi.
Kepada Presiden Xi selaku selaku tuan rumah penyelenggaraan Belt and Road Forum for International Cooperation, Presiden Jokowi meyakini jika inisiatif Belt and Road akan lebih memperkokoh hubungan ekonomi antar kedua negara, terutama karena Indonesia memiliki fokus pada pembangunan infrastruktur, konektivitas dan poros maritim.
“Dan pada kesempatan yang baik ini saya ingin memanfaatkan Konferensi Tingkat Tinggi Belt and Road Forum untuk menciptakan momentum segar terutama untuk kerja sama RRT-Indonesia dalam rangka one belt one road,” ucap Presiden.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi usai pertemuan mengatakan kepada jurnalis bahwa inisiatif belt and road ini berawal dari konsep “maritime silkroad” yang disampaikan Presiden Xi pada tahun 2013 di Indonesia.
“Presiden Jokowi mengatakkan bahwa beberapa proyek kemungkinan dapat dikerjasamakan dalam konteks inisiatif belt and road ini. Namun Presiden Jokowi mengatakan bahwa Indonesia terbuka bekerjasama dengan pihak manapun dengan prinsip-prinsip yang saling menguntungkan dan bermanfaat bagi rakyat, serta mengutamakan kerjasama yang sifatnya Public Private Partnership,” ucap Retno.
Kerjasama di bidang kelapa sawit juga dibicarakan dalam pertemuan tersebut. “Indonesia mendukung program mandatory biodiesel+5 yang dikembangkan di Tiongkok. Dengan program ini tentunya keperluan akan CPO akan meningkat dan Indonesia siap untuk memasok kebutuhan CPO ke Tiongkok lebih banyak,” ucap Retno.
Usulan Indonesia ini ditanggapi secara positif oleh Presiden Xi.
Presiden Jokowi juga mengundang Presiden Xi untuk berinvestasi pada industri turunan dari CPO.
Dalam pertemuan ini, Presiden Jokowi dan Presiden Xi menyaksikan penandatanganan dokumen kerja sama yaitu implementasi kemitraan komprehensif strategis Indonesia-Tiongkok pada 2017-2021. Penandatanganan itu dilakukan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dengan Menlu RRT Wang Yi.
Selain itu, penandatanganan dokumen kerja sama kedua yaitu Kerja Sama Ekonomi dan Teknik Tiongkok-Indonesia yang ditandatangani oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro dengan Menteri Perdagangan Tiongkok Zhong Shan.
Kemudian kerja sama ketiga yaitu fasilitasi proyek kereta cepat Jakarta-Bandung ditandatangani oleh Direktur Utama PT KCIC Hanggoro dengan Direktur Utama Bank Pembangunan Nasional Tiongkok Hu Huaibang dengan nilai komitmen kerja sama sebesar USD4,498 miliar.
Turut mendampingi Presiden Joko Widodo dalam pertemuan tersebut, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro, Kepala BKPM Thomas Lembong dan Duta Besar Republik Indonesia untuk RRT Soegeng Rahardjo.(*)
Beijing, 14 Mei 2017
Kepala Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden
Bey Machmudin