Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi mengapresiasi penuh perjuangan pahlawan olahraga Indonesia yang bertanding di Asian Games 2018. Ia menyebut, pencapaian prestasi Indonesia terbaik sepanjang sejarah keikutsertaan Indonesia di Asian Games ini harus diberikan apresiasi setinggi-tingginya dari seluruh masyarakat Indonesia, tanpa terkecuali. Hingga hari ke-12 Asian Games, dimana Indonesia total sudah mengolkesi 90 medali (30 Emas, 23 Perak dan 37 perunggu).
“Ini bukan sebuah proses yang instan, ini adalah hasil sebuah proses panjang yang didalamnya ada pengorbanan dan kerja keras atlet demi kehormatan bangsa. Saya juga megucapkan terimakasih atas kerja keras seluruh pelatih, staf, dan para pengurus PB masing-masing cabang olahraga,” ucap Imam dalam keterangan persnya di Jakarta, Kamis (30/8).
Imam menegaskan, pihak yang memandang bahwa pencapaian prestasi Indonesia ini karena mendapatkan keuntungan sebagai tuan rumah dan unggul di cabang-cabang olahraga yang tidak dipertandingkan di Olimpiade seperti Pencak Silat adalah anggapan yang keliru.
“Jangan pernah remehkan perjuangan para atlet Indonesia, apakah mereka bertanding di cabang yang dipertandingkan di Olimpiade (Olympic Sports) atau tidak dipertandingkan di Olimpiade. Semua atlet menjalani proses menempa diri menjadi yang terbaik dengan latihan dan kedisiplinan yang tidak ada bedanya,’’ tegasnya.
Menurut Imam, keuntungan sebagai Tuan Rumah adalah hal yang wajar. Pasalnya, dukungan suporter begitu luar biasa dan keinginan para atlet untuk tampil maksimal di depan publik sendiri. “Para Atlet telah mengerahkan seluruh kemampuan terbaiknya untuk membuat Indonesia bangga,” tandasnya.
Selain itu, lanjut Imam, ada pandangan yang menyebutkan bahwa keberuntungan Indonesia juga lahir dari cabang Pencak Silat. Ia menegaskan, justru dengan menjadi juara umum di cabang olahraga beladiri asli Bangsa Indoensia ini, sekaligus membuktikan bahwa pencak silat mampu menjadi kebanggaan di bumi dimana olahraga ini dilahirkan.
“Kita telah lihat bersama bahwa Pencak Silat selain telah membuktikan kedigdayaannya di bumi pertiwi, sekaligus menimbulkan kebanggaan dan menyatukan segala perbedaaan dalam masyarakat,‘’ sebutnya.
Menurutnya, meski saat ini Pencak Silat belum menjadi cabang olahraga Olimpiade, tetapi Pencak Silat telah rutin dipertandingkan di SEA Games sejak 1993. Tidak di setiap edisi SEA Games Indonesia keluar sebagai juara umum. Hal tersebut membuktikan bahwa persaingan Pencak Silat di level ASEAN pun sudah ketat dan merata.
“Pencak Silat dipertandingkan di Asian Games 2018 untuk pertama kalinya. Kita patut berbangga karena kita memperkenalkan kepada dunia bahwa kita juga memiliki olahraga bela diri yang tidak kalah indah dan berkualitas dibandingkan bela diri dari negara-negara lain,” ungkap Imam.
Emas terbanyak untuk Kontingen Indonesia diraih dari cabang olahraga Pencak Silat dimana Olahraga beladiri asli Nusantara ini meraih 12 dari 16 emas yang tersedia, ditambah satu perunggu.
Satu catatan yang tak kalah membanggakan juga ditorehkan oleh Indonesia pada hari ke-12 Asian Games 2018 dengan merebut medali Perak pada Cabang Atletik nomor estafet 4 x 100m putra.
Para pelari andal Indonesia, yakni Eko Rimbawan, Fadlin, Lalu M. Zohri, dan Bayu Kertanegara mengakhiri puasa panjang nomor relay 4x100m yang terakhir kali diperoleh Indonesia, saat meraih medali perak pada Asian Games 1966 lalu.
Dengan catatan waktu 38,77 detik merupakan sebuah rekor nasional baru. Tim Lari estafet putra Indonesia memecahkan rekor sebelumnya dengan waktu 39,03 detik atas nama mereka sendiri.
“Meski meraih Perak, namun rasanya seperti memperoleh medali emas, mengingat nomor ini merupakan nomor yang bergengsi, dan kita bisa lihat tadi aura pertandingan dan dukungan suporter sangat luar biasa saat atlet Indonesia bertanding,”ujar Imam.
Ia megingatkan bahwa perjuangan Indonesia belum usai, masih ada 2 hari lagi untuk Asian Games 2018 dan masih ada atlet-atlet Indonesia yang akan turun di sejumlah pertandingan dan berharap dukungan tak henti akan terus diberikan untuk atlet-atlet Indonesia.
“Ini adalah momentum, momentum tidak hanya kebangkitan prestasi olahraga Indonesia, tapi juga momentum partisipasi masyarakat yang tinggi dalam olahraga yang menjadi dasar lahirnya prestasi. Setelah Asian Games 2018, maka kita akan jelang Olimpiade Tokyo 2020 dengan penuh optimisme tinggi,’’ pungkas Imam.
Reporter: Rahmawati Alfiyah