Peneliti Tim Ekspedisi Sesar Palu-Koro Jojo Rahardjo menyampaikan bahwa gempa besar berkekuatan 7,7 Skala Richter (SR) yang terjadi di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, merupakan siklus 100 tahunan.
“Itu diakibatkan siklus dari pergerakan sesar Palu-Koro yang pernah aktif 100 tahun sekali,” ujar Jojo saat Konferensi Pers di Jakarta, Sabtu (29/9).
Jojo mengatakan bahwa Tim Ekspedisi Sesar Palu-Koro sudah melakukan dua kali penelitian di lokasi tersebut pada tahun 2017 dan 2018. Tim tersebut telah menyimpulkan akan ada gempa yang diakibatkan oleh pergerakan sesar Palu-Koro setiap 100 tahun sekali.
“Ini bukan ramalan, tapi perhitungan. Dalam catatan, sebelumnya penah terjadi gempa besar, Belanda yang buat catatannya, terakhir lebih dari seratus tahun. Menurut perhitungan, tahun-tahun ini memang akan ada gempa besar, tapi itu hanya prediksi, bisa meleset 1-2 tahun, atau bahkan bisa pula meleset 20-30 tahun,” katanya.
Dengan kesimpulan itu, Jojo berharap agar pemerintah dan masyarakat bisa selalu waspada, karena gempa bumi adalah gempa yang tak bisa secara pasti diperhitungkan kapan datangnya. “Ini bukan menakut-nakuti, ini hanya perhitungan dari ilmu Geologi. Ini penelitian tentang tsunami purba, dan siklusnya akan terulang, ini tahun-tahun yang memang harus diwaspadai, terutama oleh pemerintah. Penelitian ini justru untuk menekan jumlah korban dan kerugian agar tidak besar, karena ada persiapan,” ungkapnya.
Penelitian akan pergerakan patahan bumi, akan jadi masukan pemerintah, agar melakukan pelatihan-pelatihan kepada masyarakat terkait bencana yang terjadi, dan mempersiapkan segala sesuatunya sebelum bencana benar-benar datang.
“Gempa itu tidak membunuh tapi yang membunuh itu bangunan-bangunannya yang roboh. Jadi bagaimana pemerintah mengakali agar jika ada gempa besar bangunan tidak roboh. Ini juga harus jadi masukan pemerintah untuk melakukan pelatihan kepada masyarakat dan membuat rumah yang tahan akan gempa,” ungkapnya.
Jojo menjelaskan, Sesar Palu-Koro menjulang dari Teluk Palu ke Teluk Bone. Ia menyebutkan bahwa patahan itu membentang 250 kilometer di laut dan 250 kilometer di daratan. Kota Palu, Donggala dan Mamuju masuk ke sesar Palu-Koro.
Seperti diketahui, gempa besar mengguncang Donggala, Sulawesi Selatan. Gempa kali ini berkekuatan 7,7 Skala Ritcher (RS) sekira pukul 17.02 WIB.
Berdasarkan dari situs BMKG, gempa berpusat di koordinat 0,18 Lintang Selatan-119,85 Bujur Timur atau berjarak 27 kilometer arah barat laut Donggala.
Reporter: Eko “Gajah”