Jakarta (20/7) – Bahaya radikalisme yang sekarang ini banyak menyerang ke pemuda menjadi salah satu poin kesepakatan dalam pertemuan AMMY ( ASEAN Ministerial Meeting on Youth) ke – X dan AMMY + 3. Hal itu disampaikan Menpora Imam Nahrawi usai menggelar konfrensi pers hasi kesepakatan AMMY X dan AMMY + 3 di Merapi Ballroom Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (20/7) siang.
Menpora mengatakan bahwa paham radikalisme saat ini masuk ke dalam ruang pemuda, bukan hanya di Indonesia melainkan di negara ASEAN lainnya. Pertemuan ini salah satunya juga membahas masalah radikalisme. “Tadi di salah satu poin, tepatnya poin ke tujuh berbicara mengenai radikalisme. Yang isinya, kami mendorong pemuda ASEAN untuk berperan lebih aktif dalam membantu pemberantasan radikalisme, ektrimisme, dan pembangunan serta pengembangan pluralisme melalui inisiatif ASEAN seperti inisiatif ASCC mengenai budaya pencegahan sebagai sarana untuk mewujudkan masyarakat ASEAN yang damai, tangguh, sejahtera terutama pemudanya,” kata Menpora yang didampingi Sesmenpora Gatot S Dewa Broto.
“Saya kira toleransi beragama sangat penting, Indonesia memiliki keberagaman agama, suku, budaya yang mungkin bisa menjadi cermin bagi negara-negara lain. Saya yakin saat ini radikalisme dan terorisme menjadi ancaman besar di semua negara, dan ini yang harus kita waspadai. Hasil pertemuan ini juga nanti ditindak lanjuti dengan melakukan dialog antar agama di negara ASEAN,” tambahnya.
Dari hasil pertemuan ini, Menteri asal Bangkalan Madura Jawa Timur ini juga memastikan semua hasil kesepakatan ini nantinya akan terus ditindak lanjuti. Seperti masalah perkembangan kewirausahan pemuda, Singapura akan menjalin kerjasama dengan negara ASEAN. “Singapura memiliki perkembangan wirausaha muda di bidang elektronik, Brunei Darussalam juga akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan dialog antar agama,” ujarnya.(red)