Persiapan Idul Fitri identik dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan Liquified Petroleum Gas (LPG) yang merupakan bahan bakar sebagian besar rumah tangga di Indonesia.
Demi memperlancar pendistribusian LPG 3 kg kepada konsumen, Pemerintah telah menyiapkan pangkalan siaga LPG sekitar 31 ribuan di seluruh Indonesia mulai H-3 Idul Fitri 1439 H (12 Juni 2018) yang siap dibuka 24 jam.
“Pangkalan siaga ini kami tempatkan berdekatan dengan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBE) dan Depot LPG,” ujar Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), Fansurullah Asa, Rabu (13/6).
Fansurullah menyampaikan, pangkalan siaga LPG berfungsi untuk memantau penyaluran bahan bakar tersebut agar tepat sasaran, sehingga penyimpangan tidak terjadi. Masyarakat pun bisa mendapatkan LPG di pangkalan siaga meski pada hari libur.
“Fungsi lainnya adalah menjaga ketahanan pasokan di masyarakat, sehingga jika ada gangguan pasokan, pangkalan tersebut bisa menjadi titik stabilitasi stok sehingga dampaknya bisa diminimalisir,” ungkapnya.
Salah satu pangkalan siaga yang sudah disiapkan adalah Pangkalan Mulyadi (alokasi 5.400 tabung per Juni 2018) dan Pangkalan SPBU 3440125 di Pati Ukur (1.873 tabung/bulan), keduanya berada di wilayah Bandung. Salah satu kelebihan pangkalan tersebut sudah mewajibkan penggunaan kartu pelanggan untuk rumah tangga dan UKM.
Secara umum, stok LPG nasional, sebagaimana dilaporkan tim Posko Nasional Sektor ESDM pada H-3 Idul Fitri sebesar 362.663 MT tidak mengalami kendala dengan ketahanan hingga 17 hari ke depan.
Kondisi serupa juga terjadi pada pasokan Bahan Bakar Gas (BBG) dan Jaringan Gas (jargas) untuk rumah tangga yang berjalan normal.
Untuk penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM), tim posko mencatat realisasi penggunaan Kerosene mengalami peningkatan dibandingkan hari sebelumnya, yaitu sebesar 2.193 kilo liter (KL). Penurunan justru terjadi pada BBM jenis Pertamax Turbo yaitu sebesar 763 KL.
Secara rinci, ketahanan BBM nasional pada H-3 Idul Fitri 2018 adalah stok Premium sebesar 595.413 KL (coverage days mencapai 21 hari), Solar sebesar 1.410.768 KL (20 hari), Pertalite sebesar 1.198.529 KL (23 hari), Pertamax/AKRA 92 sebesar 539.017 KL (30 hari), Pertamina Dex sebesar 22.933 KL (32 hari), dan Avtur sebesar 456.093 (28 hari).
Sementara itu, pada neraca daya nasional, daya mampu pasok listrik nasional pada tanggal 12 Juni 2018 (09.00 – 14.00 WIB) adalah sebesar 34.394,36 MW dan beban puncak sebesar 31.395,32 MW. Berdasarkan data tersebut maka tercatat bahwa kapasitas cadangan daya nasional adalah sebesar 3.140,22 MW. Dengan kondisi seperti itu, sistem keandalan ketenagalistrikan nasional terpantau aman.
Terkait kegeologian, tim posko ESDM mencatat terjadi 1 kali gempa guguran dan 2 kali gempa hybrid pada Gunung Merapi di Yogyakarta. Teramati asap kawah utama berwarna putih sekitar 20 m. Sementara pada pukul 11.00 WIB pagi tadi, Gunung Agung juga kembali mengalami erupsi dengan tinggi kolom abu teramati +- 2.000 m di atas puncak (+- 5.142 m di atas permukaan laut).
Selain itu, terjadi pula Gempa 5,9 SR di Kepulauan Mentawai pada 13 Juni 2018 pukul 06.08 WIB. Teramati besaran gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Sumber: www.esdm.go.id
Editor: Catur Apriliana