Para mantan aktivis reformasi akan menggelar Rembuk Nasional 50.000 Aktivis 98 di Monumen Nasional (Monas) pada 7 Juli 2018 mendatang. Presiden Joko Widodo dijadwalkan akan menghadiri kegiatan tersebut.
Julianto Hendro Cahyono, salah satu perwakilan Aktivis 98, menyampaikan bahwa Presiden menyatakan kesediaannya setelah menerima audiensi beberapa perwakilan aktivis 98 di Istana Negara, Jakarta, Selasa (26/6) lalu.
Dalam audiensi tersebut, perwakilan mereka menyampaikan substansi pembahasan yang akan dilakukan dalam kegiatan Rembuk Nasional, diantaranya, tentang tema kegiatan, yakni lawan intoleransi, radikalisme dan terorisme; usulan tentag pentingnya peresmian hari bhinneka tunggal ika; penguatan terhadap pemberantasan korupsi; menguatkan perekonomian rakyat untuk berdikasi secara ekonomi dan pemberian gelar pahlawan reformasi untuk korban tragedi trisakti dan semanggi.
“Setelah mendengar penyampaian perihal substansi tersebut, Bapak Presiden Joko Widodo menjawab dengan menyatakan kesediaan Beliau untuk menghadiri Rembuk Nasional pada tanggal 07 Juli 2018, di Monumen Nasional (Monas), DKI Jakarta,” terang Julianto saat konferensi pers di Kemang, Jakarta Selatan, Kamis (28/6).
Terkait kepesertaan Rembuk Nasional, Julianto menjelaskan, data peserta yang masuk dari pendaftaran langsung sudah mencapai 50 ribu. Menurutnya, jumlah tersebut belum termasuk yang mendaftar melalui aplikasi panitia.
Ia juga menuturkan bahwa peserta tidak hanya siap untuk mengikuti Rembuk Nasional, tetapi juga siap untuk berpartisipasi dalam pagelaran seni yang menggambarkan keragaman yang bersatu, yaitu Bhinneka Tunggal Ika.
“Jumlah pendaftar melalui jalur online per pukul 12:46 WIB, Kamis siang mencapai 7.664. total peserta telah mencapai 57.664 orang,” jelasnya.
Julianto mengklaim bahwa kegiatan tersebut tidak hanya akan merumuskan strategi melawan intoleransi, radikalisme dan terorisme. Rembuk Nasional juga akan menjadi ajang konsolidasi untuk mengawal dan menegaskan Ke-Indonesiaan.
“Kiranya tidak berlebihan bila kemudian Rembuk Nasional bukan hanya ajang untuk merumuskan strategi untuk melawan Intoleransi, Radikalisme, dan Terorisme, serta membuat rekomendasi tentang sejumlah substansi yang telah disampaikan kepada Presiden Joko Widodo,” tukasnya.
Julianto juga menyatakab bahwa mengingat jumlah peserta terus bertambah, apalagi masih tersisa 9 hari lagi, maka tentu jumlah konsumsi yang harus disediakan untuk peserta juga bertambah.
“Mulai hari ini, kami mengumumkan pembukaan Posko Logistik yang dialamatkan ke Sekretariat Bersama Panitia Rembuk Nasional di jalan Kemang Utara, No. 22, Jakarta Selatan. Kami menerima bantuan logistik berupa bahan makanan dan minuman dari masyarakat luas,” pungkasnya.
Reporter: Rahmawati Alfiyah dan Eva Ulpiati