Presiden Joko Widodo mengungkapkan bahwa banyak diantara masyarakat Indonesia yang tidak dapat membedakan antara kritik dan mencemooh, mencela dan menjelekkan.
“Kritik itu memberikan masukan yang konstruktif dengan data-data dan solusi. Itu kritik, sampaikan tidak apa-apa,” kata Presiden saat memberikan sambutan pada peletakan batu pertama pembangunan Pesantren Majelis Tafsir Al Quran (MTA) dan peresmian Asrama Putri SMA MTA Surakarta, di Desa Pojok, Kecamatan Mojogedang, Karanganyar, Jawa Tengah, Minggu (15/7).
Presiden mengajak semua elemen masyarakat untuk selalu berpikir positif. Pasalnya, tantangan-tangan yang harus dihadapi ke depan tidak mudah.
“Mencemooh, mencela, menjelekkan menghujat, memfitnah, dan nyinyir, justru banyak dilakukan sekarang terutama di media sosial, enggak tahu siapa yang buat,” ujarnya.
Presiden bersyukur lantaran Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang digelar di 171 daerah akhir bulan Juni lalu berjalan dengan baik. Menurutnya, masyarakat semakin matang berpolitik, dewasa berdemokrasi, dan dapat memilih pemimpin yang baik.
“Kalau memilih ya dilihat track record-nya seperti apa, rekam jejaknya seperti apa, prestasinya seperti apa, kinerjanya seperti apa dilihat,” ucapnya.
Sebelumnya, Presiden menyampaikan bahwa dalam medan politik di tanah air saat ini mudah sekali adanya saling curiga, berprasangka jelek, dan berpikiran negatif kepada orang lain.
“Kenapa kita tidak khusnul tafahum, berprasangka baik pada orang lain, berprasangka positif pada orang lain?” tanya dia.
Ia berharap agar masyarakat tidak berpikiran negatif terhadap orang lain serta saling mencela dan mencemooh, seperti yang banyak terjadi di media sosial saat ini.
Sumber: http://setkab.go.id
Editor: Eko “Gajah”