Presiden Joko Widodo mengemukakan bahwa sejarah telah mencatat peran besar para ulama, para kiai, para santri dalam masa perjuangan kemerdekaan bangaa Indonesia, dalam menjaga NKRI, dalam menjaga Bhinneka Tunggal Ika dan selalu memandu ke jalan kebaikan, ke jalan kebenaran, ke jalan kemajuan.
Menurutnya, menjadi santri adalah menjadi Islam yang cinta bangsa, menjadi pribadi muslim yang religius, dan santri yang berakhlakul karimah sekaligus nasionalis sebagaimana diteladankan oleh para kyai dan para ulama.
Saya sangat paham pada sikap kebangsaan para kiai dan para santri saat dihadapkan pada pilihan-pilihan sulit. Para kiai, para santri selalu menempatkan kepentingan bangsa dan negara sebagai yang pertama yang sesuai dengan tradisi kesantrian,” ujar Presiden saat memberikan sambutan pada Apel Akbar Santri Nusantara, di Benteng Vastenburg, Kota Surakarta, Sabtu (20/10).
Oleh sebab itu, Presiden merasa bersyukur bangsa Indonesia dipandu oleh tradisi kesantrian yang kuat, tradisi penghormatan dan penghargaan yang tinggi kepada sesama manusia. Selain itu juga menjunjung tinggi prinsip hablum minallah dan hablum minannas, yang memaknai cinta tanah air sebagai bagian dari iman.
“Saya tahu santri tidak sulit mencintai agama sekaligus mencintai bangsa dan negara. Bahkan mencintai agama dan bangsa itu dilakukan secara bersama,” ucapnya.
Presiden mengatakan bahwa segala ragam perbedaan yang dimiliki bangsa Indonesia adalah anugerah yang diberikan Allah kepada yang harus terus disyukuri.
“Perbedaan-perbedaan itu mengharuskan bangsa Indonesia untuk saling mengenal, saling menghargai, saling menghormati di antara kita, antarsuku, antaragama, antartradisi, antaradat, dan antarbahasa daerah yang berbeda-beda,” katanya.
Oleh sebab itu, Presiden mengingatkan jangan sampai ada saling ejek atau saling mencela di antara kita, karena aset terbesar bangsa Indonesia adalah persatuan, kerukunan, dan persaudaraan.
“Selalu saya sampaikan marilah kita jaga bersama-sama ukhuwah islamiyah dan ukhuwah wathoniyah agar persatuan, persaudaraan, dan kerukunan tetap ada di bumi NKRI,” tuturnya.
Sumber: http://setkab.go.id
Editor: Rahmawati Alfiyah