Presiden Joko Widodo pada Sabtu, 15 April 2017, meresmikan Jalan Tol Akses Tanjung Priok, Jakarta. Pembangunan jalan tol yang merupakan bagian jaringan tol lingkar luar (JORR) ini diharapkan akan mampu mengurangi volume lalu lintas dari arah Cawang menuju Pelabuhan Tanjung Priok. Dengan adanya tol ini pula, permasalahan dwelling time di Pelabuhan Tanjung Priok diharapkan dapat teratasi.
“Alhamdulillah pada siang hari ini segera nanti bisa dioperasikan jalan tol akses ke Tanjung Priok sehingga kecepatan kontainer untuk masuk ke kapal, kecepatan kontainer untuk keluar dari Tanjung Priok ini betul-betul bisa dilayani dengan baik,” ujar Presiden Joko Widodo.
Kepala Negara sempat menceritakan kesulitan yang dihadapi dalam mewujudkan pembangunan jalan tol tersebut. Semasa masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo telah mengupayakan pembangunan jalan tol ini.
“Saya ingat sekali saat saya menjadi gubernur, saya sudah tidak ingat sudah berapa kali saya mengurusi yang namanya jalan tol ini karena masalah pembebasan lahan, sehingga kita mundur 2,5 tahun,” kata Presiden.
Selain masalah pembebasan lahan, Presiden juga menuturkan masalah lain yaitu ada 69 tiang pondasi yang tidak sesuai dengan struktur konstruksi yang layak.
“Hati-hati hal seperti ini saya ikuti terus, ada 69 tiang kalau tidak keliru, benar Pak Dirjen? 69 yang harus diganti tiang yang benar sehingga baru bisa dimulai lagi,” ujarnya lebih lanjut.
Tanjung Priok sebagai pelabuhan utama Indonesia memiliki peran penting sebagai penghubung ke pelabuhan-pelabuhan di seluruh Tanah Air. Di mana semua logistik yang datang akan bersandar di Tanjung Priok sebelum didistribusikan ke pelabuhan-pelabuhan lain di seluruh Indonesia.
“Begitu di sini tidak lancar, tidak cepat, semua jadi lambat, oleh sebab itu _alhamdulilah_ pada siang hari ini segera nanti bisa dioperasikan tol akses Tanjung Priok sehingga kecepatan kontainer untuk masuk ke kapal, kecepatan kontainer untuk keluar betul-betul bisa dilayani dengan baik,” ucap Kepala Negara.
Dengan lancarnya arus barang, diharapkan dapat menurunkan biaya logistik dan meningkatkan indeks daya saing produk-produk Indonesia untuk diekspor ke luar negeri.
“Nantinya ini akan dilewati kurang lebih 3.600 truk kontainer setiap hari. Sebuah lalu lalang yang sangat besar sekali. Oleh sebab itu, ini akan memberikan daya saing yang sangat baik pada kecepatan pelayanan kita, barang-barang dari dan ke Pelabuhan Tanjung Priok,” ungkapnya.
Dalam waktu dekat, pelabuhan Tanjung Priok akan menjadi saksi kedatangan kapal besar pertama berkapasitas 10 ribu TEUs ke Indonesia. Kapal tersebut akan digunakan untuk mempercepat proses pengiriman barang sekaligus menurunkan biaya logistik di Tanah Air.
“Ini kapal besar pertama yang datang di Tanjung Priok,” kata Presiden.
Dengan adanya kapal berukuran besar tersebut, Presiden menginginkan agar nantinya barang dari Indonesia dapat cepat masuk ke kapal dan bisa langsung dikirimkan ke negara-negara tujuan ekspor. Hal ini tentu saja dapat membuat perjalanan dan biaya logistik produk-produk Indonesia semakin efisien.
“Kita harapkan semua kontainer nanti tidak usah transit di Singapura. Semuanya bisa langsung ke pelabuhan-pelabuhan yang dituju karena memang di sini sudah bisa merapat kapal besar,” ucap Presiden.
Turut mendampingi Presiden, Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki dan Plt. Gubernur DKI Jakarta Sumarsono.(*)
Jakarta, 15 April 2017
Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden
Bey Machmudin