Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek menyampaikan bahwa konsep Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 berbeda dengan pelaksanaan survei Riskesdas lima tahun sekali sebelumnya.
Kali ini, Riset Kesehatan berbasis komunitas berskala nasional ini dilaksanakan secara terintegrasi dengan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Badan Pusat Statistik.
Sebelumnya, Riskesdas dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Badan Litbangkes) Kementerian Kesehatan RI untuk menilai perkembangan status kesehatan masyarakat, faktor risiko, dan perkembangan upaya pembangunan kesehatan.
“Kita harus melakukan revolusi data, agar bisa lebih kita manfaatkan dalam pengambilan keputusan dalam (melakukan) intervensi,” tutur Nila.
Nila menyatakan bahwa hal ini merupakan momentum yang sangat penting sebagai upaya mendukung kebijakan one data dari Presiden Joko Widodo.
Ke depan, diharapkan analisis hasil dapat dilakukan lebih komprehensif dan dapat mengungkap faktor-faktor di luar kesehatan yang berpengaruh terhadap kesuksesan pembangunan kesehatan.
“Nanti (integrasi Riskesdas) dengan Susenas kita akan (bisa) melihat korelasi kesehatan dengan sosial ekonomi. Banyak juga masalah pada determinan yang lain yang memengaruhi kesehatan, sehingga bisa dipikirkan solusi yang lebih holistik”, ujar Nila.
Data Susenas juga mengumpulkan variabel kesejahteraan keluarga, sehingga nantinya dapat dilakukan analisis situasi derajat kesehatan masyarakat dikaitkan dengan kondisi sosial ekonomi rumah tangga.
“Ini menjadi kebanggaan bukan hanya bagi Kementerian Kesehatan, tapi ini kebanggaan Indonesia,” papar Nila.
Sementara itu, Deputi Bidang Statistik Sosial Badan Pusat Statistik (BPS) M. Sairi Hasbullah mengatakan, metode pengumpulan data Susenas dengan mencari banyak variabel kesehatan dari wawancara (pengakuan) responden. Hal ini selanjutnya akan ditindaklanjuti meski dengan variabel berbeda oleh pengukuran dan observasi Riskesdas.
“Di kawasan Asia, baru Indonesia yang mengintegrasikan data survei BPS setempat dengan tindak lanjut pengukuran dan observasi. Hasilnya betul-betul akan sangat komprehensif,” ungkapnya.
Adapun integrasi antara Riskesdas dan Susenas dilakukan dalam hal:
- Sampel yang ditemui Susenas pada bulan Maret 2018 akan dikunjungi kembali oleh Riskesdas 2018 dan pemutakhiran sampel dilaksanakan BPS.
- Indikator spesifik kesehatan yang rinci dikumpulkan Badan Litbang Kesehatan sedangkan indikator umum kesehatan, perumahan, pengeluaran rumah tangga dikumpulkan BPS.
- Indikator kesehatan yang dikumpulkan Riskesdas dilaporkan oleh Badan Litbang Kesehatan yang dilengkapi beberapa karakteristik yang dikumpulkan di Susenas 2018 sedangkan Indikator kesehatan yang dikumpulkan Susenas dilaporkan oleh BPS yang dapat menggunakan variabel di Riskesdas sebagai karakteristik. Hasil integrasi indikator dilaporkan Badan Litbang Kesehatan dan BPS.
Sumber: www.setneg.go.id
Editor: Eko “Gajah”