Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti menilai bahwa hanya Iran yang serius memprotes keputusan Donald Trump di Timur Tengah.
Mu’ti mengeluhkan sikap negara-negara Arab yang tidak melayangkan protes keras terhadap Presiden Amerika Serikat yang mengakui Yerussalem sebagai ibukota Israel.
“Saya tak melihat protes keras dari negara-negara Timur Tengah, ini jadi problem,” ujar Mu’ti dalam diskusi “Kotak Pandora Itu Bernama Yerusalem” di Jakarta, Sabtu (9/12).
Mu’ti menganggap, alasan negara-negara Arab tersebut diam lantaran mereka sangat bergantung dengan Arab Saudi. Sedangkan Arab sendiri saat ini merupakan sekutu dari Amerika Serikat.
Menurutnya, Trump sangat berbeda jauh dengan presiden Amerika Serikat sebelumnya, Barrack Obama. Pasalnya, Obama masih membuka jalan perdamaian atas konflik yang terjadi antara Palestina dan Israel.
“Meski condong ke Israel, Obama masih membuka jalan damai,” kata Mu’ti.
Dia juga menyayangkan sikap Trump yang tidak memperhitungkan dampak perdamaian di Timur Tengah dan dunia.
“Ini murni kepentingan Amerika Serikat, Trump sama sekali tidak memperhitungkan perdamaian di Timur Tengah,” tutup Mu’ti. (EA)