Selandia Baru berniat untuk terus meningkatkan hubungan kerjasama yang komperhensif dengan Indonesia. Kerjasama tersebut terutama bergerak pada bidang investasi, agrikultur, pendidikan dan pariwisata.
Maka dari itu, Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia Trevor Matheson mengunjungi Kantor Staf Presiden di Bina Graha, Jakarta, Rabu (7/3).
Selain berkenalan dengan Kepala Staf Kepresidenan, kedatangan Matheson adalah untuk membicarakan kunjungan kenegaraan Presiden Jokowi ke Wellington, Selandia Baru, 18-19 Maret 2018, usai menghadiri KTT ASEAN-Australia di Sydney.
“Kami ingin agar kedua negara terus meningkatkan level kolaborasi yang selama ini terjalin dengan baik,” kata Matheson.
Matheson mengaku kagum dengan Indonesia yang mampu menjadi ‘role model’ demokrasi, terutama dengan beragam perbedaan di negara kita. “It’s not easy.”
Didampingi Wakil Duta Besar Naomi Kyriacopoulos, Matheson merasa gembira atas rencana kunjungan Presiden Jokowi ke ‘Negeri Kiwi’ tersebut setelah kunjungan terakhir Presiden Indonesia dilakukan oleh Susilo Bambang Yudhoyono pada 2005 lalu.
Tahun ini, hubungan diplomatik Indonesia dan Selandia Baru tepat memasuki dekade keenam, sejak kali pertama dibuka pada 1958. Diharapkan kedekatan kedua negara akan semakin erat karena pada Juni tahun ini, direncanakan pembukaan penerbangan dengan jalur Dubai-Denpasar-Auckland.
“Tentu penerbangan langsung dari Indonesia ke Selandia Baru diharapkan mampu meningkatkan people to people contact antara kedua negara. Untuk bisa ke Selandia Baru, warga Indonesia tak harus ke Malaysia, Singapura, atau Australia terlebih dahulu,” ujar Matheson.
Matheson juga menceritakan bahwa di Auckland dibuka kelas bahasa Indonesia yang harapan ke depannya bisa semakin mempererat hubungan ‘people-to-people’ kedua negara.
Saat ini ada empat kerjasama prioritas yang tertuang pada Joint Commitment for Development 2017-2022, yakni di bidang energi terbarukan, peternakan, pendidikan (Beasiswa pascasarjana di Selandia Baru, kursus bahasa Inggris, kursus sektor energi terbarukan, pertanian dan kepemimpinan sektor publik.
Melalui jalur ini koneksi antara Selandia Baru dan Indonesia bisa di perkuat untuk memperdalam kerjasama dan hubungan ‘people to people’.
Pertemuan tingkat kepala negara terakhir terjadi saat Presiden Jokowi terakhir bertemu PM Selandia Baru Jacinda Ardern 14 November 2017 yang lalu, di Manila di sela-sela East Asia Summit. Sementara itu, PM Selandia Baru –saat itu dijabat John Key- berkunjung ke Indonesia 17-20 Juli 2016.
Secara umum perdagangan dan investasi mengalami trend positif bagi kedua negara. Data BKPM menunjukkan investasi Selandia Baru meningkat pada pemerintahan Jokowi, walaupun sedikit turun di 2017. Juli 2016 yang lalu, Presiden Jokowi dan PM Selandia Baru Jacinta Ardern sepakat untuk meningkatkan hubungan ketingkat yang lebih tinggi dengan melakukan penjajakan kemitraan komprehensif.
Bagi Selandia Baru, Indonesia adalah mitra dagang ke-13. Bagi Indonesia, Selandia Baru adalah mitra urutan ke-34. Selandia baru adalah investor urutan ke-33 di Indonesia.
Sumber: www.ksp.go.id
Editor: Eva Ulpiati