Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) mengadakan survei tingkat nasional dengan tajuk ‘Tahun Politik 2018: Kekuatan Partai Politik dan Calon Presiden’.
Survei tersebut dilakukan pada tanggal 7-13 Desember 2017. Jumlah responden 1.220 orang dengan metode multistage random sampling. Response rate dalam survei ialah 87 persen atau 1.059 responden yang jawabannya valid atau dapat dianalisis, dengan margin of error kurang-lebih 3,1 persen.
Dari hasil survei tersebut, Presiden Joko Widodo masih menjadi yang tertinggi elektabilitasnya untuk bertarung dalam Pemilihan Presiden 2019 mendatang.
“Tingkat kepercayaan 95 persen. Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Quality control terhadap wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor,” kata Direktur eksekutif SMRC Djayadi Hanan di Jakarta Pusat, Selasa (2/1/2018).
Djayadi menjelaskan bahwa dalam simulasi spontan atau top of mind, Jokowi mendapat dukungan 38,9 persen, diikuti Prabowo 10,5 persen. Selanjutnya ada nama Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) 1,4 persen, Gatot Nurmantyo 0,8 persen, dan Anies Baswedan 0,5 persen.
“Sejak September 2017, Jokowi stagnan pada angka 38,9 persen, sementara Prabowo turun dari 12,0 persen ke 10,5 persen,” ujarnya.
Jokowi juga masih unggul saat pilihan dipersempit menjadi dua nama. Jokowi mendapatkan 64% pilihan responden dan Prabowo hanya mendapatkan angka 27,1%.
“Jika Jokowi bertarung dengan Anis, Jokowi malah dapat angka 72,6% pilihan responden, Anis hanya mendapatkan 15%,” papar Djayadi.
Djayadi menuturkan bahwa penyebab tingginya elektabilitas Jokowi lantaran tingkat kepuasan masyarakat atas kinerjanya selama ini.
“9 persen sangat puas, 65 persen responden merasa puas, 22 persen kurang puas, dan 2 persen tidak puas sama sekali,” tutupnya. (HK)
