Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa sepanjang tahun 2018 pemerintah telah membangun 300 rumah susun (Rusun). Dari jumlah tersebut, 45 di antaranya ada di Provinsi Jawa Timur.
“Paling banyak memang di Jawa Timur karena memang di sini rusun itu betul-betul dipakai dan sangat diperlukan, sangat dibutuhkan,” kata Presiden usai meresmikan rumah susun mahasiswa Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung, di YPLP PGRI Tulungagung, Jawa Timur, Jumat (4/1) pagi.
Selain meresmikan rumah susun untuk mahasiswa, secara simbolis Presiden juga meresmikan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di Kecamatan Jepun, dan Jembatan Ngujang II.
Presiden sempat meninjau ke dalam ruangan di Rusun STKIP Tulungagung menilai, menurutnya, fasilitas-fasilitas seperti itu memang diperlukan untuk mahasiswa. “Tadi saya masuk sudah ke ruang-ruangnya, saya kira kualitas pengerjaannya juga sangat bagus,” ujarnya.
Presiden mengungkapkan, terkait banyaknya rumah susun yang dibangun di Jawa Timur, hal ini terkadang terkait dengan masalah budaya tinggal di rumah susun. “Saya sampaikan tadi di Jawa Timur lebih siap,” terangnya.
Rusun mahasiswa IAIN terdiri dari 3 lantai, 37 unit kapasitas 144 mahasiswa, pengerjaan tahun 2018 dengan biaya Rp 9,47 miliar. Sedangkan rusun mahasiswa STKIP PGRI teerdiri dari 3 lantai, 37 unit kapasitas 144 mahasiswa, pengerjaan tahun 2018 dengan biaya Rp 8,35 miliar. Adapun Rusun MBR Jepun terdiri dari 5 lantai dan 70 unit tipe 34, pengerjaan tahun 2017 dengan biaya Rp20,1 miliar.
Untuk Jembatan Ngujang II membentang sepanjang 220 meter dengan lebar 9 meter, memiliki tipe rangka baja, pengerjaan tahun 2018. Jembatan ini merupakan bagian dari lingkar luar Tulungagung yang dibangun untuk mengatasi kemacetan pada jalan nasional yang melintasi kota Tulungagung.
Sumber: http://setkab.go.id
Editor: Eva Ulpiati