Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan akan mencopot Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Sofyan Jalil jika tahun ini gagal menyelesaikan target sertifikasi 7 juta bidang tanah.
“Sudah perintahkan kepada Pak Menteri, Pak Menteri tahun ini 7 juta. Jangan ditawar, kalau nggak bisa 7 juta saya ganti, saya copot, saya copot menterinya,” kata Jokowi saat menyerahkan 15.000 sertifikat tanah kepada masyarakat, di halaman parkir Sirkuit Internasional Sentul, Bogor, Jawa Barat, Selasa (6/3).
Jokowi menegaskan, hal itu juga harus dilakukan oleh Menteri kepada bawahannya. Menteri juga harus memerintahkan hal yang sama ke Kanwil BPN dan ke kantor BPN.
“Kalau nggak nyampai, kantor BPN juga dicopot sama Pak Menteri. Gitu. Kerja kalau tidak seperti itu, yang namanya sertifikat ini tidak rampung- rampung,” tegasnya.
Menurut Jokowi, dari 126 juta sertifikat yang harus diterima masyarakat, baru 51 juta yang sudah diselesaikan.
“Untuk itu, jika biasanya hanya bisa diselesaikan 500.000 sertifikat, maka tahun lalu (2017) diselesaikan 5 juta sertipikat. Tahun ini 7 juta sertipikat, dan tahun depan (2019) akan diselesaikan 9 juta sertipikat,” jelasnya.
Ia menuturkan, alasan utama mengejar penyelesaian program sertifikat tanah tersebut lantaran keresahannya terhadap banyaknya kasus sengketa tanah di Indonesia.
“Berkunjung ke Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, NTT, NTB, sampai Papua, ke kampung, ke desa, keluhannya dimana-mana adalah sengketa tanah, sengketa lahan. Kabupaten Bogor juga sama banyak sengketa, tadi sudah dilaporkan oleh Pak Menteri, coba, karena apa? rakyat belum pegang yang namanya tanda bukti hak hukum atas tanah, kalau sudah pegang sertifikat orang lain tidak bisa apa-apa karena ada buktinya.,” tutur Jokowi.
Maka dari itu, Jokowi merasa bersyukur dapat menyerahkan 15.000 sertifikat tanah kepada masyarakat di Kabupaten Bogor. Bahkan tahun lalu secara total telah diserahkan 60.000 sertifikat kepada masyarakat di Kabupaten Bogor.
Jokowi berpesan, bagi yang sudah memegang sertifikat agar menyimpannya dengan baik. “Dimasukkan plastik, sehingga kalau disimpan di lemari, gentengnya bocor kena air tidak rusak.”
Sumber: http://setkab.go.id
Editor: Eko “Gajah”
