Hari ini Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menteri Perhubungan Budi Karya melakukan peninjauan proyek MRT di Jakarta. Pemerintah merasa puas dengan hasil dari proyek MRT tahap I dan berniat melanjutkan pengerjaan proyek MRT Tahap 2 dan 3 sejauh 7,8 km dan 87 km dari Cikarang hingga Balaraja.
Jubir TKN Joko Widodo-KH Maruf Amin, Lena Maryana Mukti mengatakan bahwa pembangunan transportasi massal seperti MRT dan LRT yang dijalankan sudah sesuai dengan perencanaan yang ada. Feasibility study untuk berbagai proyek transportasi massal sebenarnya sudah ada di masa pemerintahan sebelumnya. Namun baru di jaman pemerintahan Presiden Joko Widodo realisasi pembangunannya digencarkan.
“Kami mengapresiasi pemerintah telah menyiapkan visi transportasi publik seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk di Indonesia sehingga tidak menunggu macet terlebih dahulu namun telah mempersiapkan sejak jauh-jauh hari,” kata Lena Maryana di Jakarta, Rabu (20/02).
Terkait dengan pembangunan LRT di Palembang yang disorot saat debat, ia yakin pembangunannya telah melewati feasibility Study yang mumpuni dan memiiliki data terkait pembiayaan yang sesuai dibandingkan negara lain dengan memperhatikan aspek seperti kontur alam hingga permasalahan teknis di Indonesia. Tidak mungkin bahwa sebuah proyek dilakukan tanpa perencanaan dan studi yang matang.
Politisi dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan itu menilai bahwa pembangunan proyek transportasi massal yang ada merupakan bentuk visioner dari pemerintah Indonesia dalam membangun infrastruktur transportasi publik di Indonesia untuk masa depan bangsa.
“Mari kita tinggalkan era Orde Baru yang tidak memiliki visi terkait pembangunan transportasi massal di kota-kota besar di Indonesia sehingga anak cucu di eras ekarang terlalu bergantung dengan kendaraan pribadi yang memicu kemacetan seiring bertambahnya penduduk di Indonesia,” tandasnya.
Lena mengajak masyarakat bangga dengan apa yang telah dibangun oleh bangsa kita sendiri dan jangan merasa inferior dengan bangsa asing sehingga terlihat lebih membanggakan bangsa asing dibandingkan bangsa kita sendiri layaknya era Orde Baru.
Dalam debat putaran kedua yang dilaksanakan pada Minggu (17/2), Presiden Jokowi mengatakan bahwa butuh waktu untuk membuat masyarakat mau beralih dari penggunaan transportasi pribadi ke transportasi massal. Oleh karena itu penilaian terhadap keberhasilan pembangunan proyek transportasi tidak bisa diukur dengan potret saat ini dimana angkutan pribadi masih mendominasi ketimbang angkutan massal. (Red)