Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri) menyampaikan bahwa maraknya isu penyerangan ulama dan tokoh muslim yang saat ini terjadi berkaitan erat dengan Saracen dan Muslim Cyber Army (MCA).
Staff Ahli Kapolri bidang Sosial dan Ekonomi Irjen (Pol) Gatot Eddy Pramono menyampaikan, meskipun belum menemukan bagaimana bentuk desain nyatanya. Namun, Polri telah menemukan desain koneksinya melalui media sosial.
“Ini dilakukan dengan kelompok eks Saracen dan MCA. Meski daratnya kami belum lihat koneksinya. Tetapi di media sosial, kami menemukan koneksi ini di antara satu peristiwa satu dengan peritiwa lain yang didesain sedemikian rupa seolah terjadi satu penyerangan terhadap ulama yang masif” kata Gatot di gedung Rupatama Mabes Polri, Jakarta Selatan (5/2).
Gatot menjelaskan bahwa Tim dari Polri telah melakukan penyelidikan di beberapa daerah, yakni Jawa Timur, Jawa Barat, Yogyakarta, Banten dan Kalimantan Timur. Dari penyelidikan tersebut, ditemukan 45 kasus terkait isu penyerangan ulama tersebut. Padahal, berdasarkan data Polri, kejadian nyata hanya terjadi di Jawa Barat dan Jawa Timur.
“Kasus penganiayaan Kiai Basri, kedua di Bandung juga penganiayaan yang berakibat meninggal dunianya Ustadz Prawoto. Kemudian ketiga di Jawa Timur di Lamongan,” jelas Gatot.
Parahnya lagi, lanjut Gatot, kelompok tersebut menggunakan kasus tindak pidana umum yang korbannya bukan seorang ulama, oleh mereka dibesar-besarkan isunya seolah-olah korbannya adalah seorang ulama.
“Kejadian-kejadian yang dapat dikategorikan tindak pidana umum di mana korbannya bukan ulama tetapi kenudian diviralnya seolah korbannya itu ulama. 42 isu itu adalah hoax,” ungkapnya. (RA)
