Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto menegaskan bahwa pada tahun 2030 mendatang, Indonesia akan siap untuk menghadapi ekonomi digital. Maka dari itu, Ia menuturkan bahwa ke depan dibutuhkan sumber daya manusia dengan jumlah 17 juta orang yang tidak gagap dengan teknologi.
“Di tahun 2030, agar Indonesia siap menjadi e-economy, dibutuhkan sebanyak 17 juta human talents yang melek teknologi,” tegas Airlangga dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (15/10).
Airlangga menjelaskan, dalam mencapai tujuan tersebut, Pemerintah Indonesia sedang menyiapkan sejumlah langkah strategis guna memacu pertumbuhan ekonomi digital. “Salah satu caranya adalah meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) yang melek terhadap teknologi terkini,” jelasnya.
Sebelumnya, Airlangga menyampaikan bahwa perusahaan berbasis ekonomi digital, Alibaba, berharap dapat membangun Jack Ma Institute of Entrepreneurs di Indonesia. Menurutnya, hal itu akan memberikan kontribusi dalam menumbuhkan wirausaha dan SDM terampil melalui peran pendidikan sesuai kebutuhan di era ekonomi digital.
“Tentunya mereka sudah punya model sendiri dan diharapkan menjadi prototype untuk menciptakan SDM kita lebih berkualitas,” tuturnya.
Dilaporkan sebelumnya, Sabtu (13/10), Airlangga mengikuti pertemuan antara Komite Pengarah Pelaksanaan Peta Jalan Sistem E-dagang dengan pendiri Alibaba Group, Jack Ma di Nusa Dua, Bali. Kegiatan ini digelar dalam rangkaian Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia (IMF-WBG) 2018.
Hadir pula dalam kesempatan itu, anggota Komite Pengarah Pelaksanaan Peta Jalan Sistem E-dagang, antara lain Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menperin Airlangga, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf, serta Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso.
Saat ini, Alibaba sudah menerima beberapa pejabat Indonesia yang ikut pelatihan mengenai perkembangan teknologi digital di China. Para peserta ini melihat langsung fasilitas di sana. Selanjutnya, akan disusul dengan pelatihan untuk para pemimpin teknologi.
“Kemudian, Pemerintah Indonesia akan menyelenggarakan training lanjutannya,” terang Airlangga.
Ia juga menuturkan bahwa beberapa materi yang menjadi fokus perhatian di antaranya terkait tentang pengelolaan komputasi awan (cloud computing), teknologi keuangan (termasuk blockchain), dan infrastruktur internet.
“Sedangkan, pemerintah akan menyiapkan regulasinya, seperti mengenai fintech. Tetapi untuk yang lain, Jack Ma hadir sebagai advisor pemerintah. Selain itu, kami juga sudah menyiapkan seandainya untuk mendorong sistem bantuan sosial melalui fintech,” tuturnya.
Airlangga menegaskan, langkah kolaborasi dalam membangun kualitas SDM dan penerapan teknologi digital ini sesuai dengan implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0. “Di dalam roadmap, kita akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga 1-2 persen serta potensi penambahan sebesar USD200 miliar di tahun 2030,” ungkapnya.
Sementara itu, Pemilik Alibaba, Jack Ma menjelaskan, pihaknya menargetkan setiap tahun dapat mencetak seribu pemimpin teknologi di Indonesia dalam kurun waktu 10 tahun ke depan. “Kami akan memberi banyak kesempatan bagi anak muda Indonesia untuk belajar, misalnya melalui pelatihan bagi 300 pengembang dan insinyur tentang pengelolaan komputasi awan,” ujarnya.
Ia menambahkan, penting bagi Indonesia untuk berinvestasi dalam meningkatkan kompetensi SDM. Pasalnya, dengan jumlah manusia yang semakin bertambah, pikiran orang juga turut berubah dan keterampilan orang juga turut bertambah.
“Kita harus dapat memasuki periode digital, sangat penting mengasah keberanian anak muda untuk terus berinovasi,” imbuhnya.
Jack Ma menegaskan bahwa Alibaba siap membantu pertumbuhan bisnis untuk sektor industri kecil dan menengah (IKM) di Indonesia. Untuk itu diperlukan penciptaan ekosistem bisnis yang serba digital.
“Kami akan membuat Indonesia menjadi masyarakat non-tunai. Dengan demikian, pemerintah bisa lebih efisien dan usaha kecil dan menengah bisa meraup lebih banyak uang,” tandasnya.
Jack Ma optimistis, pemerintah dan pengusaha di Indonesia bisa segera memsuki era revolusi industri 4.0 dengan memanfaatkan teknologi terkini. “Seluruh bisnis di Indonesia bisa dituangkan menjadi e-cloud, e-commerce, dan e-payment,” pungkasnya.
Sumber: https://jpp.go.id
Editor: Rahmawati Alfiyah